Menteri Pertahanan Jepang Peringatkan Kemungkinan Korea Utara Telah Selesai Mempersiapkan Uji Coba Nuklir
Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada (Wikimedia Commons/U.S. Secretary of Defense)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada Hari Kamis memperingatkan, Korea Utara mungkin telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir ketujuhnya, sambil melakukan serangkaian uji peluncuran rudal yang dimulai pada awal tahun ini.

Menteri Hamada mengatakan selama sesi parlemen, teknologi senjata Pyongyang telah berkembang "dengan kecepatan tinggi," mengakui itu menjadi "lebih sulit untuk mencegat" rudal yang diluncurkannya, melansir Kyodo News 13 Oktober.

Dia menyatakan kewaspadaan Pyongyang mungkin melakukan uji coba nuklir pertamanya sejak September 2017 dalam waktu yang tidak terlalu lama, mengingat kemajuan pekerjaan perbaikan di satu-satunya situs uji coba nuklir yang diketahui di negara itu, di Punggye-ri di timur laut.

Menteri Hamada mengatakan, Pyongyang diyakini telah memiliki senjata nuklir mini, sementara itu juga telah mengembangkan teknologi senjata hipersonik dan rudal yang dapat terbang pada lintasan yang tidak teratur.

Terlepas dari perkembangan ini, Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi mengatakan pada sesi parlemen yang sama, resolusi Dewan Keamanan PBB yang bertujuan untuk menggagalkan ambisi nuklir dan rudal balistik Pyongyang "telah bekerja secara efektif, mengingat situasi ekonomi Korea Utara yang parah."

Hayashi menambahkan, Jepang akan terus bekerja sama dengan negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk memastikan implementasi penuh dari resolusi, yang diadopsi mulai tahun 2006 untuk menjatuhkan sanksi kepada Pyongyang.

Diketahui, Korea Utara telah berulang kali menembakkan rudal, termasuk proyektil balistik baru-baru ini yang merupakan yang pertama terbang di atas kepulauan Jepang dalam lima tahun. Pyongyang dilarang menggunakan teknologi balistik dan melakukan uji coba nuklir di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB.

Peluncuran rudal balistik jarak menengah pekan lalu, yang menurut Kementerian Pertahanan Jepang menempuh jarak sekitar 4.600 kilometer, telah memicu kekhawatiran Korea Utara dapat terlibat dalam provokasi militer lebih lanjut.

Sebelumnya di hari yang sama, Kantor Berita Pusat Korea resmi Korea Utara (KCNA) melaporkan pemimpin Kim Jong-un mengawasi uji tembak dua rudal jelajah strategis jarak jauh secara langsung pada hari sebelumnya.

Pemimpin Kim dikutip oleh KCNA menekankan, Korea Utara harus "memfokuskan semua upaya pada pengembangan senjata nuklir tanpa akhir dan percepatan".