Jalur Pemeriksaan COVID-19 untuk Delegasi KTT G20 Bali Sudah Tersusun, Tes PCR Kepala Negara Diistimewakan
Ruangan untuk Pertemuan Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (G20 FMCBG) di JCC, Jakarta, Rabu 16 Februari 2022. (Antara-M Risyal H)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan jalur skrining atau pemeriksaan COVID-19 untuk delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November mendatang. Pemeriksaan termasuk cek suhu tubuh, tes usap antigen maupun PCR.

Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes, Achmad Farchanny, mengatakan pemeriksaan PCR diperlukan untuk semua delegasi yang akan bertemu.

“Pemeriksaan PCR ini dilaksanakan selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau 1 hari sebelum pembukaan acara,” kata Farchanny dalam konferensi pers virtual 'Protokoler Kesehatan KTT G20' di Jakarta, Kamis 13 Oktober.

Farchanny mengatakan, Kemenkes juga menyediakan rapid antigen di hotel lokasi menginap para delegasi. Apabila diperlukan, para delegasi juga bisa melakukan self-test antigen secara mandiri di tempat menginap.

“Kami juga menyiapkan self-test antigen. Ada 4000 kit rapid-antigen yang sudah ber-barcode dari tim PeduliLindungi yang kita distribusikan ke semua hotel, tempat menginap para delegasi,” ujarnya.

Ilustrasi alat pendeteksi suhu tubuh untuk mengantisipasi masuknya virus cacar monyet atau COVID-19 di Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jatim. (Antara-Umarul F)

Tes PCR

Tes PCR juga dapat dilakukan apabila delegasi dicurigai positif COVID-19 setelah pemeriksaan suhu di Bandara Ngurah Rai Bali pada saat kedatangan.

Menurut Farchanny, tes tersebut dapat dilakukan secara langsung di bandara. Delegasi yang diduga positif COVID-19 dapat menunggu hasil tes usap di hotel, tetapi disarankan tidak keluar dari kamar hotel hingga hasil PCR menunjukkan negatif COVID-19.

Berdasarkan laporan Antara, fasilitas pemeriksaan PCR tak hanya disediakan selama acara berlangsung, namun juga pada waktu sebelum kepulangan delegasi.

Walaupun pemeriksaan PCR bukan syarat untuk kepulangan, pihaknya masih memfasilitasi apabila terdapat delegasi yang membutuhkan pemeriksaan tersebut.

“Untuk pemeriksaan PCR, memang di sini ada pengecualian bagi para kepala negara, kepala pemerintahan, dan yang setingkat dengan itu. Nanti bisa melakukan pengambilan tes usapnya dilakukan oleh tim medis atau tenaga kesehatan dari negara asal. Hasil tes usap itu akan kami bawa untuk dilakukan pemeriksaan PCR di laboratorium-laboratorium yang sudah ditunjuk,” katanya.

Perawatan Delegasi G20 Positif COVID-19

Prosedur penanganan sudah disiapkan pemerintah apabila terdapat kasus positif COVID-19. Bagi delegasi yang tidak bergejala atau bergejala ringan, dapat melakukan isolasi mandiri di hotel atau isolasi secara terpadu di rumah sakit yang sudah ditentukan.

“Tetapi, bagi delegasi yang kedapatan positif COVID-19 dengan gejala sedang dan berat, akan segera kami rujuk ke rumah sakit yang sudah ditunjuk,” kata Farchanny.

Dalam pelaksanaan protokol kesehatan, kata Farchanny, terdapat tiga aspek yang dikedepankan pemerintah, yaitu deteksi dan surveilans, pemeriksaan khusus untuk COVID-19 dan penanganannya apabila didapati adanya kasus positif COVID-19.

“Untuk deteksi dan surveilans, kami melakukan penguatan pengawasan kekarantinaan kesehatan, mulai dari saat kedatangan di pintu masuk bandara,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga melakukan surveilans faktor risiko kesehatan dengan pengendalian vektor dan pemeriksaan makanan minuman di lokasi acara, serta melakukan pemeriksaan swab, tracing, dan pengawasan kasus-kasus positif COVID-19.

Pertemuan Tingkat Menteri G20 bidang Perdagangan, Investasi, dan Industri atau Trade, Invesment and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) di Bali, Kamis 22 September. (ANTARA-Sella PG)

Laboratorium Pemeriksaan COVID-19

Sebanyak tujuh laboratorium kesehatan untuk pemeriksaan PCR disiapkan, antara lain Rumah Sakit Bali Mandara, Universitas Warmadewa, Rumah Sakit Umum Pusat Pernapasan Ngoerah, Rumah Sakit Daerah Mangusada, RSUD Wangaya, dan Rumah Sakit PTN Universitas Udayana.

Kapasitas total pemeriksaan PCR berkemampuan 2.160 spesimen per hari. "Kami akan mendapat bantuan untuk pemeriksaan PCR lapangan dengan kapasitas 1.500 spesimen per hari. Selain itu, pemerintah juga sudah menyiapkan reagen untuk pemeriksaan PCR sebanyak 25.000 reagen," ujar Farchanny.