BADUNG - Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Imigrasi Kemenkum HAM Widodo Ekatjahjana mengingatkan jajarannya di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai agar dapat mencegah penumpukan antrean terutama menjelang KTT G20 di Bali, 15–16 November 2022.
Kepada jajarannya di Bandara Internasional Gusti Ngurah Rai, Kuta, Badung, Widodo menyampaikan petugas Imigrasi merupakan gerbang terdepan pelayanan sehingga mereka ikut menentukan citra Indonesia di mata para delegasi asing yang tiba di Bali.
“Bulan depan pada November ada perhelatan akbar, yaitu KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G20. Imigrasi menjadi gerbang terdepan dalam pelayanan dan kami memastikan Imigrasi telah siap,” kata Widodo selepas menginspeksi mendadak loket Imigrasi di Bandara Ngurah Rai dilansir ANTARA, Rabu, 26 Oktober.
Kunjungan tamu asing ke Bali sambung Widodo mulai meningkat pesat apabila dibandingkan dengan dua tahun lalu pada awal masa pandemi COVID-19.
“Di Bandara I Gusti Ngurah Rai, sehari kedatangan orang asing mencapai 4.000-an. Angka ini sudah meningkat dari hari-hari sebelumnya,” kata Widodo.
Dia meminta jajarannya di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mempertahankan performa dan menjaga kondisi agar tetap prima saat menyambut para delegasi asing.
Pasalnya, sebanyak 12.000 lebih delegasi asing dijadwalkan ke Bali menghadiri KTT G20 yang sebagian besar acaranya terpusat di Nusa Dua, Badung, pada 15–16 November 2022.
BACA JUGA:
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali Anggiat Napitupulu menyampaikan Imigrasi telah menyiapkan empat jalur pemeriksaan dokumen perjalanan para delegasi.
Jalur pertama berlokasi di Terminal VVIP yang diperuntukkan untuk kepala negara dan kepala pemerintahan, sementara jalur kedua di Terminal VIP yang diperuntukkan untuk delegasi setingkat menteri, direktur jenderal, dan pejabat sekelas eselon I.
Kemudian, jalur ketiga berlokasi di Terminal GAT, dan keempat di Terminal Kedatangan Internasional untuk delegasi lainnya.
Di Terminal Kedatangan Internasional, Imigrasi telah menyiapkan tiga loket khusus untuk para delegasi KTT G20. Per loket diisi empat petugas sehingga total ada 12 petugas yang mampu melayani 720 delegasi per jam.
“Kami sudah melakukan mapping (pemetaan) dan plotting (penempatan) pegawai yang akan bertugas, termasuk menyiapkan mobile unit (alat pemeriksaan dokumen bergerak) yang digunakan untuk pemeriksaan keimigrasian mengingat kesibukan atau kepadatan pesawat yang akan datang saat itu,” kata Anggiat.