JAKARTA - Reforminer Institute menilai harga baru bahan bakar minyak (BBM) membuat pemerintah hemat hingga Rp33,23 triliun.
Jika dirinci, penghematan anggaran kompensasi Pertalite diperoleh sampai dengan berakhirnya tahun anggaran 2022 sekitar Rp23,43 triliun.
Sementara, penghematan anggaran subsidi atau kompensasi Solar subsidi sekitar Rp9,8 triliun.
Perhitungan ini mempertimbangkan penambahan kuota pertalite menjadi 29,91 kl dan solar sebesar 17,83 kl pada 3 Oktober lalu.
"Secara hitungan, total penghematan anggaran subsidi atau kompensasi untuk pertalite dan solar subsidi hingga akhir tahun 2022 adalah sekitar Rp33,23 triliun," tulis laporan Reforminer, Selasa 11 Oktober.
Saat ini, Pertalite dijual dengan harga Rp10 ribu per liter naik dari Rp7.650 per liter. Sementara, BBM subsidi jenis solar dari Rp5.000 naik menjadi Rp6.800 per liter.
Namun, BBM non-subsidi Pertamax mendapat penurunan harga pada 1 Oktober. Semula BBM RON 92 itu dibanderol Rp14.500 per liter. Kini pertamax dijual Rp13.900 per liter.
Dengan memperhitungkan penghematan yang diperoleh dari penyesuaian harga yang telah dilakukan, Reforminer mencatat masih terdapat kebutuhan tambahan anggaran kompensasi BBM sekitar Rp29,49 triliun.
Namun, mereka mengatakan bahwa penurunan harga BBM non-subsidi kemungkinan belum akan diikuti dengan penurunan harga pertalite dan solar dalam waktu dekat.
BACA JUGA:
Probabilitas penurunan harga akan terbuka jika objektif pemerintah memperbaiki daya beli dan mempercepat akselerasi pertumbuhan ekonomi pascapandemi menjadi prioritas utama.
"Akan tetapi, jika objektif pemerintah menjaga kesehatan dan produktivitas APBN 2022, peluang penurunan harga untuk kedua jenis BBM tersebut relatif kecil," kata mereka.