Bagikan:

JAKARTA - Bencana alam yang diawali hujan lebat disertai angin kencang kerap terjadi beberapa pekan terakhir di Indonesia. Dampaknya tak hanya menimpa rumah warga dan infrastruktur umum berupa jalan hingga rumah ibadah, tetapi juga bangunan sekolah.

Di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Dinas Pendidikan (Disdik) menyebutkan sekolah yang berdiri di pesisir pantai dan daerah aliran sungai atau DAS menjadi paling rawan terdampak bencana hidrometeorologi.

"Sekolah-sekolah yang ada di pesisir pantai dan aliran sungai yang melintasi Kota Mataram," kata Kepala Disdik Kota Mataram Yusuf Zain di Mataram, NTB, dikutip dari Antara, Minggu 9 Oktober.

Untuk itu, Yusuf memastikan siswa baik tingkat SD maupun SMP sederajat bakal diprioritaskan memperoleh program pengenalan mitigasi bencana dari pihaknya yang bekerjasama dengan stakeholder terkait.

Yusuf mengatakan program pengenalan mitigasi bencana itu sempat dijalankan Kepala Disdik Mataram sebelumnya. Namun, untuk tahun ini, kegiatan itu direncanakan kembali dilaksanakan.

Meski demikian, Yusuf mengaku hal itu masih berupa wacana. Pasalnya tanggal dan agenda kegiatan edukasi kebencanaan tersebut masih akan dikordinasikan terlebih dahulu dengan stakeholder terkait.

"Kami segera akan berkoordinasi dengan BPBD untuk bencana banjir, gempa bumi, termasuk dengan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), guna kesiapan waktu kegiatan," tuturnya.

Berdasarkan data BPBD Kota Mataram, Yusuf menyebutkan, Kota Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB.

Selain gempa disertai tsunami, bencana lain yang mengancam wilayah Kota Mataram adalah banjir, kebakaran permukiman, konflik sosial, gelombang pantai, dan abrasi.

"Untuk itulah, para pelajar juga perlu mendapat informasi terkait berbagai potensi bencana yang biasa terjadi saat musim hujan dan cuaca ekstrem harus kita antisipasi," imbuhnya.