PONOROGO - Banjir bandang melanda tujuh desa di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur akibat luapan air sungai pascahujan.
Pantauan BPBD, ketinggian air banjir yang masuk pemukiman warga mencapai kisaran 50-70 meter.
"Banjir terjadi akibat luapan dari beberapa air sungai yang berada di desa-desa terdampak," kata Kepala BPBD Ponorogo Henry Wardhana dikutip ANTARA, Sabtu, 8 Oktober.
Aktivitas ekonomi di wilayah terdampak banjir juga terhenti hingga genangan air banjir surut dan jalan-jalan yang sempat terendam kembali bisa dilalui kendaraan.
Secara ekonomi, dampak banjir paling banyak dirasakan petani. Hal itu dikarenakan sawah-sawah dan ladang mereka terendam air hingga menyerupai telaga dengan luasan puluhan hektare.
BACA JUGA:
Kendati banjir merendam permukiman, warga mayoritas masih enggan mengungsi. Mereka memilih berjaga di depan rumah sembari membersihkan material lumpur dan air yang masuk rumah-rumah mereka.
"Sejak pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB, air sudah mulai masuk ke rumah dan menggenangi jalan," kata salah satu warga Desa Jabung, Supiyati.
Disebutkan, banjir terjadi pascahujan dengan intensitas sedang yang berlangsung hingga 10 jam lebih.
“Banjir yang melanda dikarenakan luapan air Sungai Gendol yang melintasi desanya. Hanya bisa berdiam diri di rumah," katanya.