Ada Ketidakcocokan Elite dan Akar Rumput soal Anies Capres 2024, NasDem Dianggap Berpotensi Ditinggal Pemilihnya
Anies Baswedan dalam deklarasi capres NasDem/DOK FOTO: Wardhany Tsa Tsia-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Analis politik dari Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai Partai NasDem berpotensi ditinggalkan para pemilihnya apabila salah langkah dalam mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden yang akan diusung partai pada Pilpres 2024. 

Terlebih pasca pengumuman tersebut, beberapa kader NasDem justru mengundurkan diri karena tidak setuju dengan keputusan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh.  

Menurut Pangi, Partai NasDem dan Surya Paloh tentu saja sudah mengkalkulasi secara matematika politik dan mengkaji secara terukur keputusan untuk mengusung Anies sebagai capres. Apalagi, jam terbang Surya Paloh dalam menjadi 'king maker' tidak lagi diragukan. 

Surya Paloh, kata Pangi, juga mahir dalam membaca momentum politik dan piawai dalam mengambil keputusan strategis baik di level Pilkada maupun Pilpres. Namun, apakah penetapan Anies sebagai capres 2024 dari partainya sudah tepat?

"Karena dalam Konteks basis akar rumput (grassroot), ada yang punya pandangan bahwa ketika NasDem mengusung Anies maka basis grassroot NasDem akan melemah, dan NasDem berpotensi ditinggal pemilihnya sendiri karena terjadinya split ticket voting. Ini karena ketidaksesuaian antara elite dan akar rumput," ujar Pangi kepada VOI, Jumat, 7 Oktober. 

Karena itu, Pangi menilai, NasDem sangat berani dalam menetapkan Anies sebagai capres dari partainya menyisihkan dua kandidat lainnya, yakni Andika Perkasa dan Ganjar Pranowo. 

Padahal dari hasil survei Voxpol Center pada Juli lalu, Indonesia Timur seperti Papua, NTT, Manado misalnya basis pemilih grassroot NasDem lebih signifikan memilih Ganjar sebesar 78,8 persen. Sedangkan, Anies hanya sebesar 36,7 persen. 

"Tapi sebaliknya Anies Baswedan justru unggul di DKI Jakarta 81,3 persen, Jawa Barat dan Banten," kata Pangi. 

 

Menurut Pangi, ada potensi NasDem melebarkan wilayah basis pemilihnya. Tapi yang menjadi pertanyaan, apakah pemilih partai akan migrasi memilih NasDem apabila nantinya terbukti pengaruh Anies effect menguat?

"Jadi betul kah NasDem piawai membaca peta politik? Semakin tinggi identitas bahwa Anies adalah NasDem dan NasDem identik dengan Anies, maka peluang NasDem untuk mendapatkan insentif efek ekor jas pada pemilu serentak nanti akan semakin besar," kata Pangi. 

"Namun sebaliknya, jika NasDem gagal dalam stempel identitas Anies, maka tidak akan memberikan dampak elektoral yang signifikan terhadap pertumbuhan elektoral NasDem, malah akan berpotensi sebagai pemantik konflik di internal partai," ujar Pangi.