YOGYAKARTA – Indonesia sebagai suatu negara terus meningkatkan kekuatan militer untuk membantu mempertahankan kedaulatan. Meski naik turun, kekuatan militer Indonesia terus mengalami pembaharuan yang dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui pengadaan alat militer.
Kekuatan Militer Indonesia
Pembaruan alat militer perlu dilakukan untuk memudahkan negara menjaga teritorinya, terlebih Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dan terdiri dari banyak pulau.
Perlu diketahui bahwa masing-masing presiden yang memimpin Indonesia memiliki kekuatan militer yang berbeda pula. Lalu, bagaimana gambaran umum kekuatan militer era presiden pertama RI Soekarno dan era presiden Jokowi?
Kekuatan Militer Era Soekarno
Seperti diketahui, di tahun 1950 hingga 1960-an Presiden Soekarno harus melindungi Indonesia dari invasi penjajah. Sebagai negara baru, kekuatan militer jadi poin penting yang harus dimiliki kala itu. Tidak hanya untuk memenuhi unsur keamanan negara namun juga sebagai pembuktian di mata dunia bahwa Indonesia layak menjadi sebuah negara yang merdeka.
Salah satu strategi Indonesia untuk memperkuat militernya adalah melalui pengadaan alat perang. Tahun 1960-an, Bung Karno memiliki kedekatan dengan Soviet. Kedekatan tersebut membuat Indonesia dan Soviet saling bekerja sama di bidang militer.
Bantuan Soviet untuk Indonesia salah satunya adalah pelatihan militer. Mereka membantu Indonesia dengan mengajari struktur militer yang dimiliki Soviet. Soviet sendiri kala itu dikenal sebagai salah satu negara yang cukup kuat di mata dunia.
Tak hanya pelatihan, Soviet juga membantu Indonesia membangun armada laut dan angkatan udara RI. Dikutip dari Berdikari, bantuan yang diberikan untuk Indonesia mencapai 2,5 milyar USD. Tak sampai situ, Indonesia juga mendapat bantuan berupa 17 kapal perang untuk Angkatan Laut (AL) Indonesia.
Saat itu Indonesia bahkan memiliki kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan Soviet dari kelas Sverdlov. Kapal tersebut dilengkapi dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inchi.
Indonesia juga memiliki KRI Irian, kapal yang memiliki nama Ordzhonikidze 310 (Орджоникидзе 310) itu dibeli dari Soviet pada tahun 1962. Kapal tersebut memiliki bobot hingga 16.640 ton dengan awak sebesar 1270 orang termasuk 60 perwira. Kapal tersebut dilengkapi dengan senjata tabung torpedo, puluhan meriam, dan senjata otomatis.
Militer udara RI juga tak kalah gagah. Kala itu Indonesia dikabarkan memiliki 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed, 30 pesawat MiG-15, 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17, dan 10 pesawat supersonic MiG-19.
Alat militer Indonesia yang canggih kala itu didukung oleh personil militer Indonesia yang militan sehingga kekuatan militer Indonesia era Soekarno sangat disegani dan tak bisa dianggap remeh.
BACA JUGA:
Kekuatan Militer Era Jokowi
Pergantian presiden tidak membuat kekuatan militer RI melemah, justru makin mendapatkan atensi di mata dunia.
Terbaru, situs pemeringkat militer dunia Global Fire Power (GFP) mengeluarkan daftar kekuatan militer 140 negara dunia tahun 2022. Dalam daftar tersebut militer Indonesia berada di urutan 15 dunia. Sedangkan di tingkat ASEAN, Indonesia berada di posisi pertama.
"Untuk 2022, Indonesia berada di peringkat 15 dari 140 negara yang dipertimbangkan untuk tinjauan GFP tahunan," demikian cuplikan artikel yang dikutip VOI.
Didasarkan data dari GFP, TNI memiliki banyak perlengkapan militer meliputi 445 kekuatan udara terdiri dari 41 pesawat tempur, 23 dedicated attack, 66 transportasi, 126 trainners, 17 unit pesawat khusus, 1 unit pesawat tanker, 172 unit helikopter, dan 15 unit helikopter serang.
Sedangkan untuk kekuatan darat Indonesia memiliki 314 tank, 1.444 unit kendaraan lapis baja, 153 self-propelled artillery, 413 tower artillery, dan 63 proyektor roket.
Indonesia juga memiliki banyak aset alutsista yang terdiri dari 7 unit kapal fregat, 24 unit kapal korvet, 4 unit kapal selam, 181 unit kapal patroli, dan 11 mine warfare.
Itulah informasi terkait kekuatan militer Indonesia. Untuk mendapatkan informasi menarik lain kunjungi VOI.ID.