Bagikan:

JAKARTA - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan, telah melakukan rapat perdana pada Selasa 4 Oktober malam di kantor Kemenko Polhukam dan langsung dipimpin oleh Ketua tim TGIPF Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD, S.H., S.U., M.I.P., serta dihadiri oleh semua anggota tim sebanyak 13 orang namun dua orang via zoom karena sedang di Papua dan Malaysia.

Hasil dari rapat perdana tersebut, TGIPF bersepakat untuk segera bekerja dan mencari akar masalah dari tragedi Kanjuruhan yang merenggut 125 jiwa dan korban yang dirawat lainnya, serta memberikan rekomendasi untuk menghentikan masalah-masalah yang selalu terjadi terhadap persepakbolaan Nasional.

Seperti diketahui, peristiwa kerusuhan pertandingan di sepakbola Tanya Air sudah sering terjadi dan selalu dibentuk tim pencari fakta, tapi tidak pernah berubah kondisinya, sehingga akar masalahnya harus ditemukan oleh tim ini, untuk kemudian direkomendasikan apa yang harus dilakukan agar tidak terulang di masa yang akan datang.

"Tim akan merekomendasikan penjatuhan sanksi bagi pihak-pihak yang melakukan pelanggaran pada pertandingan antara Arema dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang," ucap Akmal Marhali, anggota dari TGIPF usai rapat seperti keterangan yang diterima VOI Rabu 5 Oktober.

Sinkronisasi Regulasi

Lebih lanjut, mantan jurnalis olahraga itu pun mengatakan jika TGIPF akan merekomendasikan sinkronisasi regulasi baik regulasi FIFA dan peraturan perundangan di Indonesia, sekaligus melakukan sosialisasi dengan memberikan pemahaman kepada seluruh stakeholder sepakbola, aparat keamanan, supporter, official dan sebagainya. "Semua pihak terlibat harus memahami peraturan ini," ucap Akmal.

Untuk hal-hal yang sifatnya teknis, lanjut koordinator Save Our Soccer (SoS) itu, tim ini akan terus bekerja sesuai rencana yg sedang disusun, dimana teknisnya akan diatur dalam bentuk koordinasi berkesinambungan yang dilakukan oleh sekretaris TGIPF.

"Insya Allah dalam tiga minggu kedepan, tim ini sudah dapat menyampaikan hasil kerjanya kepada Bapak Presiden Joko Widodo dan diharapkan bisa bisa lebih cepat dari target itu," tambah Akmal.

"TGIPF juga menekankan dan disetujui oleh Menpora bahwa semua kompetisi PSSI (Liga 1, 2 dan 3) dihentikan sementara sampai Presiden Joko Widodo menyatakan bisa dinormalisasi, setelah tim ini menyampaikan rekomendasinya tentang seperti apa pelaksanaan penyelenggaraan dan pengamananan pertandingan yang harus dilakukan," pungkasnya.