Aremania Sulit Keluar Stadion Kanjuruhan Malang, Polri: Pintu Sempit Bukan Terkunci
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo/DOK VOI-Rizky Adytia

Bagikan:

JAKARTA - Polri menyebut tak semua pintu keluar di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur dalam kondisi tertutup saat adanya penembakan gas air mata. Tetapi dimensi pintu yang kecil membuat banyak Aremania kesulitan keluar.

"Pintu tidak tertutup, tadi yang dibilang tidak tertutup karena kapasitas pintu di kelas ekonomi itu kapasitasnya untuk dua orang," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan di Malang, Selasa, 4 Oktober.

Berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan sementara, pintu yang tertutup atau terkunci hanyalah pintu besar.

Dengan kondisi panik, para pendukung Arema FC pun berbondong-bodong mencoba keluar Stadion Kanjuruan.

Tetapi, lebar pintu yang kecil tak dapat menampung jumlah massa. Karena itulah, banyak korban jiwa di enam titik.

"Terjadi kepanikan pada saat keluar itukan langsung ratusan orang berbondong-bondong ke situ. mengakibatkan banyaknya jatuh korban," kata Dedi

Irjen Dedi menyebut ada 6 titik yang paling banyak jatuhnya korban jiwa. Tim penyidik pun mendalami kamera CCTV yang terpasang di lokasi tersebut.

"Labfor hari ini masih mendalami 6 titik CCTV, khususnya di pintu 3, 9, 10, 11, 12 dan pintu 13. Kenapa di 6 titik CCTV ini yg didalami oleh labfor? karena dari hasil analisa sementara dinilai titik jatuhnya korban yang cukup banyak," kata Dedi.

Dalam tragedi maut Stadion Kanjuruhan Malang, setidaknya 592 orang menjadi korban.

Rinciannya, 125 orang meninggal, 405 orang luka ringan, 30 orang luka sedang, dan 29 orang luka berat.