JAKARTA - Anggota Fraksi PDIP DPR Johan Budi menyebut Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) harus mengusut tuntas penyebab kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang mengakibatkan 125 orang meninggal dunia.
Johan Budi juga meminta TGIPF untuk mencari pihak-pihak yang bertanggung jawab atas hilangnya nyawa para penonton pertandingan Arema melawan Persebaya tersebut. Jika diperlukan, pihak tersebut pun harus dipecat dari jabatannya.
"Kalau ada yang harus bertanggung jawab di level manapun, kalau ada yang perlu dicopot, ya harus dicopot. Apakah itu di PSSI, atau di tempat yang lain," kata Johan Budi dalam konferensi pers di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin, 3 Oktober.
Tim yang dibentuk pemerintah ini, lanjut Johan Budi, pun tidak boleh sebatas mengumbar akan mengevaluasi tragedi berdarah ini.
evaluasi TGIPF tersebut juga harus menghasilkan upaya perbaikan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pertandingan sepak bola, terutama aspek pengamanannya dan penggunaan gas air mata dalam stadion yang menyebabkan 125 orang meninggal dunia tersebut.
"Jangan hasil evaluasi kemudian diumumkan pada publik dan kemudian tidak menghasilkan apa-apa. Jadi, evaluasi ini harus menghasilkan sesuatu yang signifikan, bahkan harus ada aturan-aturan," ujar Johan Budi.
"Misalnya kalau memang memang gas air mata tidak boleh digunakan di dalam stadion, misalnya tentu harus diubah protapnya," lanjut dia.
BACA JUGA:
Kericuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi ketika suporter Arema FC, Aremania, merangsek masuk ke area lapangan setelah tim kesayangannya kalah 2-3 dari Persebaya pada laga lanjutan Liga 1 Indonesia 2022-2023.
Polisi kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan yang membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernapas.
Suporter yang bertumbangan membuat kepanikan di area stadion dan berebut mencari jalan keluar. Itu membuat banyak dari mereka yang terhimpit dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.