SURABAYA - Deklarasi bakal calon presiden yang dilakukan Partai NasDem dinilai mengurangi rasa empati karena digelar dalam suasana berkabung tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih seratus orang, kata pengamat politik sekaligus peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam.
"Hari-hari ini kita masih dalam suasana berkabung atas kejadian di Kanjuruhan. Saya berpandangan bahwa semua pihak harus bisa merasakan dan menguatkan energi bersama untuk belajar mengambil hikmah atas peristiwa ini," kata Surokim di Surabaya dilansir ANTARA, Senin, 3 Oktober.
Tragedi itu berawal dari pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jatim pada Sabtu (1/10) malam. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dari tribun dan masuk ke area lapangan.
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk mengendalikan suporter, namun justru membuat ribuan suporter berlarian menuju keluar hingga terjadi desak-desakan. Data terakhir, korban meninggal sebanyak 125 orang.
"Saya berharap perasaan demikian juga muncul dari semua pihak kendati semua tahu olahraga memang harus dipisahkan dari politik," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ini.
Hal itu menanggapi adanya kegiatan Partai NasDem yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024 di Ballroom lantai 4 NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Senin ini.
Menurut Surokim, setidaknya semua pihak memiliki kepekaan dan dunia politik harus juga mengajarkan empati dan simpati atas apa yang sedang terjadi di masyarakat.
"Mari jadi kan kegiatan-kegiatan partai sebagai wahana untuk bisa memupuk keteladanan, menguatkan solidaritas, dan melahirkan energi positif publik melalui ikhtiar politik empati agar bisa terus bersama merasakan ujian atas kedukaan ini," ujar dia.
BACA JUGA:
Kegiatan yang dimaksud bisa melalui doa bersama, salat ghaib, donasi dan juga penguatan semangat. Salah satu parpol yang melakukan kegiatan adalah Partai Golkar Kota Surabaya dengan menggalang bantuan kemanusiaan untuk para korban tragedi Kanjuruhan, Malang.
"Saya pikir seperti itu positif dan harus disertai dengan ketulusan serta dengan semangat menghindari semangat politisasi olahraga. Saya termasuk yang ingin melihat parpol-parpol menjadi lebih peka terhadap apa yang dirasakan masyarakat, termasuk dukungan penguatan kepada publik yang sedang dalam kondisi berduka dan sedih," katanya.