JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menyampaikan sikap pemerintah atas tragedi Kanjuruhan Malang yang memakan korban jiwa hingga ratusan orang usai laga Arema Malang (Arema) melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu, 1 Oktober, malam.
Sikap ini disampaikan Mahfud Md dalam Instagram resminya @mohmahfudmd, dikutip Minggu, 2 Oktober.
Mahfud Md menyampaikan sikap semebari mengunggah potret dirinya dengan ton warna hitam putih.
Mahfud mengatakan pemerintah menyesalkan atas kerusuhan yang terjadi di Kanjuruhan Malang.
Terkait dengan peristiwa itu, Mahfud mengaku telah berkordinasi dengan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit dan juga Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta.
"Pemerintah menyesalkan atas kerusuhan di Kanjuruhan. Pemerintah akan menangani tragedi ini dengan baik," tulis Mahfud.
Lebih lanjut, Mahfud menyatakan pemerintah berbelasungkawa kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan. Mahfud juga berharap keluarga korban bisa bersabar sembari menunggu proses yang dilakukan.
"Kepada keluarga korban, kami menyampaikan belasungkawa. Kami juga berharap agar keluarga korban bersabar dan terus berkordinasi dengan aparat dan petugas pemerintah di lapangan. Pemda Kabupaten Malang akan menanggung biaya rumah sakit bagi para korban," kata Mahfud.
Sejak sebelum pertandingan Arema Malang (Arema) melawan Persebaya Surabaya dilaksanakan di Kanjuruhan, kata Mahfud, sebenarnya aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usulan teknis di lapangan. Misalnya, pertandingan diusulkan dilaksanakan sore bukan malam, dan jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang.
Namun sayangnya, kata Mahfud, usul aparat terkait waktu pertandingan hingga jumlah penonton tersebut tidak dilakukan oleh panitia pelaksana.
"Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan ticket yang dicetak jumlahnya 42.000," tuturnya.
Mahfud menekankan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antarsuporter Persebaya dengan Arema. Pasalnya, suporter dari Persebaya tidak diperkenankan menonton langsung di Stadion Kanjuruhan, Malang.
"Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar suporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Suporter di lapangan hanya dari pihak Arema," jelasnya.
BACA JUGA:
Kata Mahfud, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antarsuporter.
"Pemerintah telah melakukan perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola dari ke waktu dan akan terus diperbaiki. Tetapi olahraga yang menjadi kesukaan masyarakat luas ini kerap kali memancing para suporter untuk mengekspresikan emosi secara tiba-tiba," tuturnya.