Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau pembangunan sistem penyaringan sampah badan air (sungai) Kali Ciliwung di perbatasan Jakarta, yakni segmen TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Pembangunan saringan sampah ini telah direncanakan oleh Anies sejak tahun 2018. Namun, akibat pandemi COVID-19, proyek dengan anggaran Rp195 miliar ini baru terlaksana.

Anies mengaku antusias dengan pembangunan mesin-mesin penyaringan sampah tersebut, Sebab, Ia menilai program ini merupakan yang pertama kali di Indonesia.

"Ini adalah proyek pertama kali dan bahkan pertama kali di Indonesia ada penyaringan seperti ini. Nah kita lihat nanti seberapa efektif. Secara teoritik efektif ini, kita lihat di lapangan. Kemudian dari situ nanti bisa dikembangkan di semua tempat, bahkan bukan hanya di Jakarta tapi di seluruh Indonesia, dan inilah proyek pertama," kata Anies di lokasi, Senin, 26 September.

Anies berujar, saringan sampah ini juga bermanfaat untuk menjaga pompa-pompa pengendalian banjir yang dioperasikan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta agar tidak mengalami efek bendung yang dapat berakibat banjir, seperti Pompa Waduk Pluit, Pompa Ancol, dan Pompa Gambir.

Pembangunan ini dilatarbelakangi adanya penekanan volume sampah yang terkonsentrasi hanya pada satu titik penanganan (Pintu Air Manggarai, Kali Ciliwung Jembatan Kampung Melayu), sehingga dibutuhkan penanganan di titik lain untuk meminimalisir efek bendung yang berkontribusi pada timbulnya bencana banjir, terutama saat musim hujan dan terjadi sampah kiriman dari hulu Kali Ciliwung.

"Ini semua kawasan yang siap untuk menampung air ketika air Sungai Ciliwung mengalami peningkatan. Dengan begitu, harapannya di saat kondisi aliran air Sungai Ciliwung di atas normal, bahkan di atas kapasitas 900 meter kubik per detik, dia masih bisa diarahkan sampahnya," urai Anies.

Selain itu, keterbatasan ruang di Pintu Air Manggarai yang menyulitkan penambahan alat berat untuk percepatan penanganan sampah di badan Kali Ciliwung, sehingga dibutuhkan pemindahan fungsi penanganan sampah di Pintu Air Manggarai ke perbatasan DKI Jakarta agar meringankan beban kerja penanganan sampah di Pintu Air Manggarai.

"Beban di (Pintu Air) Manggarai akan lebih berkurang karena penyaringannya disini ada dua saringan, sehingga harapannya nanti gambaran Manggarai yang kotor itu akan berkurang," ungkap dia.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menjelaskan sistem kerja dari saringan sampah badan air ini. Pertama, ponton terapung yang diterapkan di lokasi saringan berfungsi untuk mengarahkan sampah ke segmen sungai, sehingga dapat menghindari efek bendung akibat sampah yang tertahan di badan air.

Kemudian, penyaringan dilakukan secara berlapis, sehingga kegiatan pengambilan sampah dari badan Kali Ciliwung dapat dilakukan secara berjenjang, dari mulai saringan kasar sampai ke saringan lebih halus.

“Saringan sampah TB Simatupang ini diperkirakan dapat menampung sampah sekitar 40 m3/hari. Pembangunannya ditargetkan secara bertahap selesai pada Desember tahun 2022 dan dapat mulai beroperasi pada Januari 2023,” ujar Asep.

Proses penyaringan sampah dibagi dalam 2 tahap penyaringan dan 2 tahap pencacahan sampah organik, yaitu:

- Saringan tahap 1

Berfungsi untuk menangkap sampah-sampah ukuran di atas 50 cm, mengangkat dari badan air, menempatkannya di Conveyor untuk dihancurkan menjadi ukuran lebih kurang 5 sentimeter sampai 20 sentimeter.

- Saringan tahap 2

Berfungsi untuk menangkap sampah-sampah ukuran di atas 20-50 cm, mengangkat dari badan air, menempatkannya di Conveyor dan kemudian membawa ke mesin penghancur atau Secondary Crusher untuk dihancurkan menjadi ukuran lebih kurang 3 sentimeter sampai 5 sentimeter.

- Pencacah tahap 1

Berfungsi untuk mencacah sampah berukuran besar (kayu, bambu, kasur, bekas bangunan, pertanian, dan lain-lain) menjadi ukuran 10 sentimeter sampai 20 sentimeter.

- Pemisah sampah otomatis

Berfungsi untuk memisahkan sampah halus dan sampah kasar sebelum sampah dimasukkan ke pencacah tahap 2

- Pencacah Tahap 2

Berfungsi untuk mencacah sampah berukuran besar (kayu, bambu, kasur, bekas bangunan, pertanian, dan lain-lain) menjadi ukuran 3 sentimeter sampai 5 sentimeter.