Guru Besarnya Meninggal Terseret Ombak di Gunungkidul, UGM Beri Penghormatan Terakhir
Acara penghormatan terakhir kepada Guru Besar Fakultas Kedokteran Prof Samekto Wibowo di Balairung UGM, Sleman, Minggu. (ANTARA/HO/UGM)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan penghormatan terakhir kepada Guru Besar Fakultas Kedokteran Prof Samekto Wibowo yang meninggal dunia setelah terseret ombak di Pantai Pulang Sawal, Tepus, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu 24 September.

Acara penghormatan terakhir kepada jenazah Prof Samekto berlangsung di Balairung UGM, Sleman, DIY, Minggu 25 September.

"Almarhum merupakan sosok panutan serta memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk perkembangan keilmuan dan kemajuan fakultas," ujar Rektor UGM Prof Ova Emilia saat memberikan sambutan.

Ova mengatakan selama mengabdi di UGM, Samekto yang menjabat sebagai Kepala Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf periode 2001-2009 dengan berbagai program dan terobosan, sehingga berhasil mencapai beberapa kemajuan.

Samekto yang juga dokter spesialis syaraf berjasa dalam pengembangan layanan pasien dengan gangguan tidur pada tahun 2009.

"Hari ini, Universitas Gadjah Mada sangat berduka karena kehilangan salah satu insan terbaiknya," ujar Ova Emilia.

Setelah mendapat penghormatan terakhir, jenazah Samekto kemudian diberangkatkan menuju Pemakaman keluarga di Pondok Muharrikun Najah, Desa Ngawonggo, Ceper, Klaten, Jawa Tengah.

Sebelumnya, Samekto Wibowo meninggal dunia setelah terseret ombak di Pantai Pulang Sawal, Tepus, Gunungkidul, DIY, Sabtu.

Koordinator SAR Linmas Wilayah II Pantai Baron Marjono menjelaskan, korban bersama beberapa rekannya berfoto di sekitar bawah tebing Pantai Sawal pada Sabtu 24 September, sekitar pukul 11.00 WIB.

Petugas, kata dia, sudah berkali-kali mengimbau agar Samekto menepi, tetapi tidak dihiraukan.

Tanpa menghiraukan imbauan, menurut Marjono, Prof Samekto terhantam gelombang besar dan terseret hingga ke tengah perairan.

Petugas Satlinmas yang mengetahui peristiwa itu, kata dia, langsung mengevakuasi korban ke tepi pantai dan kemudian membawa ke Puskesmas Tepus.

Prof Samekto, kata dia, mengalami pingsan dan mulut berbusa diduga akibat terlalu banyak kemasukan air.

"Namun, korban mengalami henti nafas dalam perjalanan menuju Puskesmas Tepus. Selanjutnya, jenazah dibawa ke ruang jenazah RSUD Wonosari," ujar Marjono.