9 Warga Badui Meninggal Akibat Suspek Campak dan TB, Salah Satu Korban Sempat Putus Minum Obat
Balita di Kampung Cisadane pemukiman Badui mengalami demam dan bintik-bintik merah diduga campak saat pelacakan kasus campak oleh tim medis SRI. (ANTARA-Mansur)

Bagikan:

LEBAK - Sembilan warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak meninggal dunia akibat suspek campak dan tuberkulosis atau TB selama satu bulan terakhir.

"Kesembilan warga Badui yang meninggal dunia itu antara lain, tujuh orang suspek campak dan dua orang terputus minum obat TB," kata Koordinator Relawan Sahabat Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kirdiat saat mengunjungi pemukiman masyarakat Badui di Kabupaten Lebak, Banten, Selasa 20 September.

Menindaklanjuti kasus kematian masyarakat Badui, Arif mengatakan SRI melakukan pelacakan kasus terhadap orang yang kontak erat dengan penderita.

Pelacakan kasus campak dilakukan dengan menyisir ke kampung-kampung Badui secara door to door atau rumah ke rumah.

Arif menuturkan, pada hari pertama tim medis SRI turun, vitamin A diberikan kepada 56 warga di Kampung Batubelah dan Cisadane. Upaya itu untuk pencegahan campak.

Selain itu, SRI juga melakukan pemeriksaan kesehatan termasuk ibu hamil untuk mencegah virus rubella.

Tim medis SRI juga menyalurkan bantuan susu dan biskuit untuk malnutrisi atau penderita gizi buruk, dan melakukan pemeriksaan dahak untuk mengetahui positif TB.

Apabila ditemukan warga positif TB maka akan diberikan wajib minum obat selama enam bulan.

"Kami menargetkan sepekan ke depan bisa melakukan pelacakan di sembilan kampung Badui dan sampai malam hari," tuturnya.

Selain itu, untuk melakukan pencegahan, Arif menyebutkan, SRI membuka posko pelayanan kesehatan dan melibatkan dokter, bidan dan perawat.

Posko tersebut dipusatkan di Cijahe, yang berbatasan dengan kawasan pemukiman Badui.

"Kami berharap dengan membuka posko dan pelacakan untuk mencegah kasus campak dan Tb," ujar Arif.