Bagikan:

TELUK WONDAMA - Temuan penyakit tuberkulosis paru (TB paru) pada delapan kampung dari dua distrik di Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat, yaitu Distrik Teluk Duairi dan Distrik Roon masih cukup tinggi.

Berdasarkan data dari Puskesmas Aisandami yang wilayah pelayanannya mencakupi Distrik Teluk Duairi dan Distrik Roon, sejak Januari hingga April 2024 terdapat 16 kasus TB paru.

"Kasus TB paru berpotensi lebih tinggi karena sebagian besar warga masih enggan, bahkan menolak untuk diperiksa atau diskrining oleh petugas medis," kata Kepala Puskesmas Aisandami Mesak Sayori di Teluk Wondama, Minggu.

Menurut dia, warga delapan kampung dari Distrik Teluk Duairi dan Distrik Roon yang sudah mengikuti pemeriksaan belum mencapai separuh dari keseluruhan pendudukan sebagai target sasaran. Sebagai contoh di Kampung Aisandami Distrik Teluk Duairi, dari 618 jiwa yang menjadi sasaran, baru 32 orang yang sudah menjalani skrining oleh petugas medis setempat.

"Kami sudah koordinasi dengan pemerintah distrik soal program skrining massal yang dimulai dari Kampung Aisandami dan nanti berlanjut ke semua kampung," ucap Mesak.

Dokter Julio Ericks Krey yang bertugas di Puskesmas Aisandami menuturkan temuan kasus TB paru tersebar pada delapan kampung, dimana setiap kampung rata-rata satu sampai empat kasus. TB paru merupakan penyakit menular akibat kuman TB yang menyerang paru-paru, menurutnya, pasien TB paru bisa sembuh jika rutin mengonsumsi obat.

“Sampai sekarang sudah ada tiga kasus meninggal dunia. Padahal sebenarnya penyakit ini bisa disembuhkan dengan minum obat (secara rutin)," ucap Julio.

Sementara itu Bidan Rismayanti dari Puskesmas Aisandami mengungkapkan pihaknya juga menemui banyak kendala dalam hal pengobatan terhadap pasien kasus TB Paru, antara lain pasien tidak disiplin minum obat. Warga yang merupakan kontak erat dengankasus positif masih sering menolak saat dilakukan pemeriksaan dahak.

“Masih banyak yang tidak mendukung dalam pengobatan. Kadang petugas sudah kasih obat, kan tidak mungkin petugas datang rutin ke rumah jadi kita sampaikan ke keluarga. Tapi kadang keluarga juga tidak mengingatkan untuk minum obat,“ ujar Bidan Risma.

Kepala Distrik Teluk Duairi Kristian Yosep Manupapami mendukung dilakukannya skrining massal kasus TB paru sebab jumlah kasus sebenarnya masih jauh lebih tinggi dari yang telah ditemukan pihak Puskesmas Aisandami.

“Kami sudah koordinasi dengan kepala puskesmas, walaupun tidak ada anggaran tapi kami siap membantu agar dilakukan sosialisasi sekaligus dilakukan skrining," ucap Kristian.