Motif di Balik Pemuda Madiun Bantu Hacker Bjorka Bikin Akun Telegram @Bjorkanism
Juru Bicara Humas Polri Kombes Ade Yaya Suryana dalam jumpa pers/FOTO: Rizky Adytia-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Polri mengungkap motif di balik Muhammad Agung Hidayatullah alias MAH mau membantu hacker Bjorka. Dari hasil pemeriksaan, MAH disebut polisi beralasan ingin terkenal dan mendapat uang.

"Motif tersangka membantu Bjorka agar dapat menjadi terkenal dan mendapatkan uang," ujar Juru Bicara Humas Polri Kombes Ade Yaya Suryana kepada wartawan, Jumat, 16 September.

Keterlibatannya dalam rangkaian peretasan Bjorka yakni menyiapkan akun atau channel pada aplikasi pesan singkat Telegram bernama Bjorkanism.

Akun itu, digunakan sebagai media penyebaran informasi data-data yang dibocorkan.

Tersangka juga sempat mengunggah narasi beberapa kali pada akun Telegram tersebut.

"Tersangka pernah melakukan posting di channel @Bjorkanism sebanyak tiga kali," kata Ade.

Saat ini, Muhammad Agung Hidayatullah masih dalam pemeriksaan intensif. Polisi tetap ingin menangkap hacker Bjorka.

"Sekarang timsus pendalaman lebih lanjut informasi update selanjutnya kita tunggu," kata Ade.

Muhammad Agung Hidayatullah sebelumnya diamankan di Madiun, Jawa Timur. Informasi awal, dia disebut sebagai terduga hacker Bjorka.

Adapun, hacker dengan nama Bjorka ini menjadi perhatian. Sebab, dia membocorkan data-data penting milik pejabat pemerintah.

Tercatat, data yang dibocorkan seperti dokumen rahasia yang konon dikirimkan Badan Intelijen Negara (BIN) kepada Jokowi dan diberi label rahasia.

Bjorka juga mengklaim telah mengantongi 1,3 juta data registrasi SIM Card yang didapat dari meretas sistem Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Data pribadi milik pejabat negara turut diretas oleh Bjorka, salah satunya adalah Menkominfo Johnny G Plate beserta dirjennya. Data pribadi tersebut dipublikasikan Bjorka melalui akun Telegram miliknya.

Data pribadi yang diduga milik Johnny itu mencakup NIK, nomor KK, alamat, nomor telepon anggota keluarga, hingga ID vaksin.

Selanjutnya, Dirjen Aptika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan juga turut menjadi korban. Nama lengkap, nomor telepon, jenis kelamin, NIK, KK, tanggal lahir, pekerjaan, pendidikan, agama, golongan darah, status pernikahan, status keluarga, ayah, ibu, istri, dan ID vaksin juga terpublikasi.

Bahkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.