Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi merespons munculnya wacana Joko Widodo sebagai calon wakil presiden (cawapres) 'dikawinkan' dengan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.

Budi menilai wacana Jokowi menjadi cawapres Prabowo bisa bersumber dari dinamika dan aspirasi yang berkembang di masyarakat. Menurutnya, hal itu wajar dan tak menabrak aturan.

"Konstitusi mengizinkan. Politik kan soal seni kemungkinan. Wacana ini sah-sah saja. Yang namanya aspirasi masyarakat tidak bisa di larang. Soal terwujud atau tidak itu kan banyak variabel nya," ujar Budi Arie Setiadi, Jumat, 16 September.

Lagipula secara konstitusi, lanjut Budi, sangat jelas soal pencalonan capres atau cawapres adalah hak partai politik (parpol) atau gabungan partai politik.

"Itu kan sudah jelas. Tapi Pilpres itu kedaulatan ada di tangan rakyat karena rakyat yang akan memilih di TPS. Tegasnya pencapresan urusan parpol tapi pilpres urusan rakyat," ujar Budi.

Budi lantas menyinggung ungkapan 'Ojo Kesusu' ketika Jokowi menjawab pertanyaan Projo terkait sosok capres yang didukung dalam Pilpres 2024.

Budi menilai ada kaitannya ungkapan itu dengan Prabowo. Meski diakui sikap main aman Jokowi itu supaya tak terlihat mengumbar dukungan terhadap sosok Menhan.

"Hubungan Prabowo dan Jokowi sangat baik. Beliau-beliau adalah pemimpin bangsa yang punya komitmen sangat tinggi untuk kemajuan negara dan peningkatan kesejahteraan rakyat," kata Budi Arie.

Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul mengatakan, Jokowi sangat mungkin jadi cawapres apabila ada partai politik yang mengusungnya di pemilu.

"Kalau Pak Jokowi mau jadi wapres, ya sangat bisa. Tapi, syaratnya diajukan oleh parpol atau gabungan parpol," kata Bambang di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 13 September.