CIANJUR - Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Cianjur, Jawa Barat membangun jembatan darurat penghubung antara Kabupaten Cianjur-Sukabumi yang putus akibat terbawa derasnya arus sungai.
Putusnya jembatan di Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka tersebut usai disapu hujan deras kurang lebih selama dua jam.
Kepala PUTR Cianjur Eri Rihendiar mengatakan, tingginya curah hujan sejak satu pekan terakhir menyebabkan landasan jembatan penghubung antar kabupaten sepanjang 5 meter putus. Alhasil tidak dapat dilalui kendaraan dari arah Cianjur atau Sukabumi.
"Saat kejadian tidak ada kendaraan yang melintas, sehingga tidak ada korban jiwa atau materil ketika landasan jembatan putus. Jembatan penghubung Cianjur dan Sukabumi itu, merupakan akses utama warga dari dua kabupaten untuk beraktivitas," katanya di Cianjur, Antara, Selasa, 13 September.
Setelah meninjau langsung dengan BPBD Cianjur, pihaknya akan melakukan penanganan sementara dengan membangun jembatan darurat menggunakan plat besi sebagai landasan.
Dia berharap kehadiran jembatan darurat ini membantu aktifitas warga karena jalur alternatif membuat jarak tempuh semakin jauh.
"Kita segera bangun dalam beberapa hari ini, agar aktifitas warga tidak terhambat terutama aktifitas perekonomian karena jembatan tersebut merupakan akses penghubung utama antar kabupaten," katanya.
Sekretaris BPBD Cianjur Rudi Wibowo mengatakan jembatan penghubung antar kabupaten, Cianjur dan Sukabumi, tepatnya di Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, putus diterjang luapan air sungai setelah hujan turun deras sejak Senin malam hingga Selasa siang.
"Air sungai meluap, sehingga tanah di bawah jembatan terkikis, sehingga penyangga jembatan ambruk dan sebagian landasan jembatan putus. Jembatan yang dibangun tahun 1997 merupakan akses utama warga di dua kabupaten sehingga aktifitas warga terhambat karena tidak melintas," katanya.
BACA JUGA:
Pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan penanganan cepat agar aktifitas terutama anak sekolah dapat kembali normal. Saat ini warga yang hendak beraktivitas terpaksa melalui sungai yang dapat mengancam keselamatan, terutama anak usia sekolah.