YOGYAKARTA – Alat pendeteksi kebohongan jadi salah satu metode yang digunakan Polri dalam menguak sebuah kasus. Salah satu contoh kasus yang menggunakan alat ini adalah dugaan pembunuhan berencana Brigadir J alias Nopriansyah Yoshua Hutabarat.
Ada beragam sebutan untuk alat pendeteksi kebohongan yakni lie detector hingga poligraf. Meski berbeda, hasil yang didapat sama-sama digunakan untuk penyelidikan suatu kasus. Untuk lebih jelasnya, berikut informasi tentang lie detector.
Apa Itu Alat Pendeteksi Kebohongan?
Alat pendeteksi kebohongan adalah mesin yang digunakan untuk mendeteksi kebohongan manusia yang dinamakan dengan poligraf.
Dikutip American Psychological Association (APA) alat poligraf ini digunakan untuk memantau perubahan yang signifikan dalam tubuh. Poligraf akan mengumpulkan sekaligus menganalisis respon fisiologis manusia lewat sensor yang dihubungkan dari mesin ke tubuh manusia.
Penggunaan alat ini ternyata dilakukan sejak tahun 1924, namun temuan pertama terjadi sekitar tahun 1902. Meski telah lama ditemukan, poligraf terus mengalami penyesuaian, terutama dalam penggunaan teknologinya yang semakin canggih.
Alat Pendeteksi Kebohongan Milik Polri
Bareskrim Polri sendiri memiliki alat pendeteksi kebohongan produksi Kanada tahun 2019. Alat tersebut telah diakui oleh asosiasi poligraf Amerika dan diklaim memiliki tingkat akurasi hingga 93% sesuai standar ISO (The International Organization for Standardization) atau IEC 17025.
Dalam penggunaan poligraf, Puslabfor menggunakan tiga teknik yakni sensor jantung, kelenjar keringat, dan sensor pernapasan. Ketiganya telah menjadi standar dari asosiasi poligraf Amerika.
Cara Kerja Lie Detector
Cara kerja alat pendeteksi kebohongan ini sebenarnya sederhana, yakni memantau perubahan yang terjadi pada tubuh seseorang saat ia memberikan keterangan terkait kasus yang melibatkan dirinya.
Alat diasumsikan akan mendeteksi kebohongan atau, ketakutan, perubahan emosional, dan perubahan fisiologis yang kemudian berdampak pada perubahan tubuh.
Perubahan sendiri didorong oleh sistem saraf otonom yang berperan mengatur internal tubuh dan hal lain di luar kendalinya. Saraf ini tak bisa diatur secara sadar oleh manusia. Artinya, serapat apapun orang tersebut berbohong pasti akan terjadi perubahan fisiologis seperti frekuensi pernapasan, tekanan darah, bahkan produktivitas keringat.
Saat tes ini dilakukan, menurut situs How Stuff Works, subjek akan diminta duduk dengan tenang di sebuah kursi pemeriksaan poligraf. Pada tubuhnya telah terhubung tabung dan kabel yang berguna untuk memantau aktivitas fisiologis.
Saat subjek mengeluarkan pernyataan yang tak sesuai dengan apa yang diyakininya terjadi, perubahan fisiologis terjadi dan terbaca oleh poligraf. Selain itu tes juga didampingi oleh psikofisiologis forensik.
Fungsi Poligraf
Secara umum alat pendeteksi kebohongan punya beberapa fungsi, yakni sebagai berikut.
- Menggali kejujuran;
- Mendeteksi kebohongan;
- Alat pembuktian ketidakbersalahan.
Meski demikian, masih ada pro dan kontra terkait alat ini. Beberapa ahli mengungkap keraguan dari hasil alat ini. Lalu, seberapa besar tingkat akurasinya?
Akurasi Alat Pendeteksi Kebohongan
Dikutip dari detikcom, peneliti deteksi kebohongan Prof. Aldert Vrij menjelaskan bahwa pada dasarnya akurasi poligraf jadi pertanyaan sejak 1921.
"Alat ini tidak mengukur kebohongan, yang seharusnya jadi inti fungsinya. Konsepnya, pembohong akan menunjukkan peningkatan respons tubuh saat menjawab pertanyaan kunci, sementara orang yang menjawab jujur tidak. Tapi tidak ada teori yang kuat untuk mendukung konsep ini," tutur Vrij.
Sedangkan pelatih penguji poligraf Prof. Don Grubin, menjelaskan sejumlah alasan tes poligraf bisa jadi tidak akurat, yakni perumusan pertanyaan yang buruk, pewawancara salah membaca hasil, hingga sulitnya mewawancarai korban.
Selain itu ada kemungkinan hasil tes mendapati subjek berbohong lantaran kondisi emosionalnya saat diwawancarai bersifat traumatis.
"Menguji korban adalah hal yang sangat berbeda karena sifat pertanyaan detektor kebohongan adalah memicu naiknya respons tubuh," katanya.
Itulah sekilas tentang alat pendeteksi kebohongan. Untuk mendapatkan informasi menarik lain, kunjungi VOI.ID.