JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan modernisasi alutsista TNI merupakan hal yang sangat penting. Sebab, sistem pertahanan bisa menjadi investasi jangka panjang untuk negara.
"Pertahanan adalah investasi. Negara yang kuat pertahanannya aman, terjadi iklim yang damai, iklim yang damai menjamin iklim ekonomi yang baik. Investasi, investor akan masuk kepada negara yang damai dan aman," kata Prabowo kepada wartawan di Gedung Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 23 Januari.
Dia menambahkan, pertahanan yang kuat juga dibutuhkan untuk menjalankan pesan Presiden Joko Widodo yang mengatakan kedaulatan Indonesia merupakan harga mati.
Tapi, tugas TNI tak mudah dalam menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga, perlu bantuan dari komponen cadangan dan komponen pendukung sebagai pasukan tambahan. "Kita juga kembali akan menggunakan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta," ujarnya.
Staf Khusus Menteri Pertahanan bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Media Dahnil Anzar Simanjutak mengatakan, untuk menghadirkan pertahanan yang kuat, Kementerian Pertahanan bakal memanfaatkan APBN sebesar Rp127 triliun untuk memperbaharui alutsista TNI.
"Pak Prabowo ingin salah satunya (anggaran) itu untuk penguatan dan modernisasi Alutsista," kata dia.
BACA JUGA:
Dahnil juga menegaskan, Prabowo punya formula khusus untuk memanfaatkan penganggaran tersebut. Pertama, anggaran harus tepat guna, kedua efisien, ketiga ekonomis, terakhir harus melibatkan aspek geopolitik dan geosentris.
Aspek efisiensi itulah, kata Dahnil yang membuat Prabowo kerap kali melakukan diplomasi pertahanan. Sebab, membeli senjata tak seperti membeli televisi ataupun membeli mobil.
"Butuh kesepakatan butuh clearence G to G (Government to Goverment) sekarang, apalagi bisnis senjata itu membelinya walau bussines to bussiness tetap saja nanti clearence-nya G to G," tutupnya.