Bagikan:

PASAMAN BARAT - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat meminta warga mengecek tumbuh kembang anak mereka melalui pemeriksaan rutin di pos pelayanan terpadu (posyandu) terdekat.

"Kesadaran masyarakat diminta untuk membawa balita atau anaknya ke posyandu untuk diperiksa kondisi pertumbuhannya," kata Ketua Tim Pembina Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Pasaman Barat Titi Hamsuardi di Simpang Empat, Antara, Selasa, 23 Agustus. 

Ia menjelaskan pengecekan secara rutin tumbuh kembang anak juga bermanfaat mencegah kasus stunting di daerah itu. Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, yang disebabkan banyak faktor, seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi.

"Kondisi ini mengakibatkan anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan," ujarnya.

Ia menjelaskan posyandu garda terdepan dalam penanganan stunting, di mana pelayanan kesehatan bayi, balita, dan ibu hamil diutamakan melalui pemantauan satu bulan sekali. Pemantauan itu dibuktikan dengan catatan perkembangan mereka pada Buku Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) saat pemeriksaan.

Untuk menurunkan angka stunting di Pasaman Barat, lanjutnya, perlu kerja sama yang baik semua pihak terkait, mulai dari tingkat jorong hingga kabupaten. Salah satu bidan di Jorong Pagaran Tengah Witra Sari menyampaikan penanganan kasus stunting di posyandu setempat saat ini untuk satu balita dengan umur 17 bulan.

"Saat ini kami kader, bidan, dan puskesmas telah mengupayakan penanganan stunting yang terjadi saat ini dengan selalu berkoordinasi dengan orang tua anak, dan saat ini anak yang mengalami stunting tersebut dalam tahap pemeriksaan oleh dokter anak," katanya.

Ia menegaskan ke depan kader dan bidan akan terus mengupayakan agar kasus stunting ini cepat diatasi.

Hasil penimbangan Februari 2022, berdasarkan data Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat secara elektronik (e-PPGBM) menunjukkan bahwa 16,31 persen bayi dan balita stunting di Pasaman Barat.

Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan bahwa ada 24 persen bayi dan balita stunting di Pasaman Barat. Pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting tahun 2024 di angka 14 persen.