Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan rencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite akan dihitung secara rinci. Apalagi, kenaikan ini bisa berdampak pada banyak hal.

"Ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Jadi semua harus diputuskan dengan hati-hati, dihitung dampaknya," kata Jokowi kepada wartawan seperti yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 22 Agustus.

Jokowi memastikan perhitungan ini akan dilaksanakan demi mencegah berbagai dampak negatif dari kenaikan harga BBM bersubsidi. "Dikalkulasi dampaknya jangan sampai dampaknya menurunkan daya beli rakyat, menurunkan konsumsi rumah tangga," tegasnya.

"Kemudian yang harus dihitung juga menaikkan inflasi yang tinggi kemudian menurunkan pertumbuhan ekonomi. Semuanya saya suruh hitung sebelum diputuskan," sambung eks Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan keputusan terkait kenaikan harga masih digodok dan belum final.

"Ini sedang dipikirkan. Jadi masih dalam penggodokan, masih dalam pembahasan, apakah akan dinaikkan atau tidak," kata Wapres dikutip dari Antara, Sabtu, 20 Agustus.

Dia mengatakan saat ini beban subsidi negara atas harga BBM sangat besar, lebih dari Rp500 triliun sehingga jika ada kenaikan harga BBM maka hal itu dalam rangka upaya agar subsidi bisa terus berlanjut.

"Bagaimana supaya ini berjalan dengan baik. Jadi APBN kita bisa menopang, tapi juga tidak kemudian kita sampai tidak mampu memberikan subsidi, dan ini sudah ditetapkan 2023," jelasnya.

Adapun sinyal kenaikan BBM bersubsidi ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Menurutnya, Presiden Jokowi telah mengindikasikan pemerintah tidak bisa terus mempertahankan harga solar dan pertalite dengan harga saat ini.