BOGOR - The government, through the Bogor City Health Service, has designated stunting as a national priority issue in the 2020-2024 National Medium Term Development Plan (RPJMN).
Percepatan penurunan stunting penting untuk menciptakan Generasi yang berkualitas dan berdaya saing.
Stunting merupakan adanya hambatan pada tumbuh kembang anak yang sering terjadi pada anak-anak balita.
Stunting ditandai dengan kondisi balita yang memiliki tinggi badan kurang dari balita lain seusianya atau memiliki tinggi badan di bawah standar pertumbuhan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, menyebut di Kota Hujan ada sebanyak 68.478 balita (94.27%) dari 72.928 sasaran balita mendapat Vitamin A bulan Februari Tahun 2024.
"Diharapkan pada bulan Agustus ini semua balita di Kota Bogor mendapatkan Vitamin A sebagai salah satu upaya pencegahan stunting di Kota Bogor," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, jangan lupa ajak semua balita usia 6-59 bulan ke Posyandu dan fasilitas Kesehatan untuk mendapatkan suplementasi Vitamin A secara gratis selama Bulan Agustus.
" Dengan langkah kecil ini, kita turut berperan dalam menciptakan generasi yang sehat, kuat, dan berdaya saing tinggi," serunya.
Dia menjelaskan, sebagai suatu permasalahan kesehatan, stunting termasuk dalam gangguan pertumbuhan yang diakibatkan karena tidak sesuainya jumlah asupan gizi yang harus diterima dan kurangnya kualitas gizi tersebut.
Masalah kesehatan ini akan menyebabkan terganggunya tumbuh kembang anak, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Stunting juga dapat menyebabkan anak mudah terkena infeksi, serta berisiko terjangkit penyakit tidak menular seperti, diabetes, hipertensi, dan obesitas.
Pemberian gizi yang seimbang sesuai kebutuhan baik kualitas dan kuantitas diperlukan sebagai salah satu langkah pencegahan terjadinya stunting.
Selain kebutuhan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak, balita membutuhkan asupan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral.
Salah satu program rutin Kementerian Kesehatan dalam memenuhi kebutuhan zat gizi mikro tersebut adalah pemberian vitamin A pada balita.
Vitamin A adalah salah satu zat gizi esensial yang dibutuhkan balita untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Vitamin A dalam tubuh menstimulasi produksi sel darah putih yang berperan dalam pembentukan tulang, menjaga dan mendukung pertumbuhan sel-sel tubuh, serta meningkatkan daya tahan tubuh.
Sumber vitamin A didapatkan dari sayuran berdaun hijau, tomat, wortel, buah, hati sapi, minyak ikan, telur, dan lain sebagainya. Penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi berbagai bahan makanan yang kaya akan vitamin A, khususnya buah dan sayur, dapat melindungi tubuh dari berbagai penyakit.
Sayangnya, hanya 5 dari 10 baduta (anak usia bawah dua tahun atau umur 0-24 bulan dimana masa pada masa ini anak mengalami periode pertumbuhan emas) yang mengonsumsi makanan beragam (Survei Status Gizi Indonesia, 2021).
Dengan belum maksimalnya konsumsi makanan yang beragam, perlu ada upaya khusus untuk memastikan balita mendapatkan kebutuhan zat gizi yang mencukupi.
Suplementasi vitamin A dilakukan secara rutin setiap bulan Februari dan Agustus, baik di posyandu ataupun fasilitas pelayanan kesehatan lain, pada bayi, balita, dan ibu nifas.
Pemberian vitamin A dalam bentuk kapsul vitamin A biru 100.000 IU (international unit) untuk bayi 6-11 bulan dan kapsul vitamin A merah 200.000 IU untuk balita 12-59 bulan serta ibu nifas.