JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin percaya rakyat Indonesia sudah cerdas dan bisa memahami buruknya penggunaan politik identitas dalam pemilu.
Hal itu disampaikan Wapres saat menjawab pertanyaan wartawan terkait upaya yang perlu dilakukan untuk menghindari peristiwa politik identitas seperti yang terjadi dalam Pemilu 2019.
"Sebenarnya rakyat kita sekarang itu sudah pandai ya, sudah cerdas," ujar Wapres di Jakarta, Kamis 18 Agustus dinukil dari Antara.
Menurut dia, ketika semua pihak, baik itu pemerintah, partai politik, tokoh agama, maupun tokoh masyarakat sudah menyampaikan seruan agar tidak menggunakan politik identitas, maka masyarakat sudah bisa memahaminya.
"Oleh karena itu sebaiknya memang tidak menjadi isu," ucapnya.
Ia menyampaikan pada saat memilih calon pemimpin, setiap orang akan memiliki kecenderungan dalam berbagai aspek, dan hal tersebut wajar saja terjadi. Namun, dia menekankan kecenderungan berupa politik identitas dalam mengkampanyekan calon pemimpin tidak boleh dilakukan.
"Ketika orang memilih, mau tidak mau ada perasaan 'saya lebih dekat, lebih sama pandangannya, lebih suka karena dia lebih baik, karena ini, ini, ini', saya kira ketika itu jatuh pada pilihan, itu tidak ada masalah. Tapi yang harus dihindari adalah dia mengkampanyekan, itu jangan membawa aspek (politik identitas)," ujarnya.
BACA JUGA:
-
| BERNAS
Mencermati Pidato Presiden Jokowi yang Ingin Memperkuat Perlindungan Hukum
18 Agustus 2022, 09:09 -
| BERITA
Puji Pidato Jokowi, Pengamat: Tokoh Politik Harus Haramkan Politik Identitas
17 Agustus 2022, 00:36 -
| BERITA
Marak Pencatutan Identitas di Sipol Parpol, Bawaslu DIY Buka Posko Pengaduan
16 Agustus 2022, 21:08
Lebih jauh dia mencontohkan bahwa dulu perbedaan penetapan hari raya juga pernah menimbulkan konflik di tataran bawah. Tapi saat ini perbedaan penetapan hari raya tidak lagi berujung konflik.
"Saya kira kita berharap mulai 2024 tidak ada lagi konflik karena adanya perbedaan pilihan," harapnya.
Terkait
