Jenderalnya Dilarang Ikuti Pertemuan, Rezim Militer Myanmar: Kursi Satu Negara Kosong, Itu Bukan KTT ASEAN
Zaw Min Tun (kanan) bersama pejabat rezim militer Myanmar saat memberikan keterangan pers. (Wikimedia Commons/VOA Burmese)

Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin rezim militer Myanmar pada Hari Rabu mengecam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), karena mengecualikan para jenderalnya dari pertemuan regional, menuduhnya menyerah pada tekanan eksternal.

Anggota ASEAN telah mengutuk junta Myanmar, yang mereka katakan telah gagal membuat kemajuan nyata dalam rencana perdamaian yang disepakati dengan blok 10 negara tahun lalu, termasuk dialog dengan lawan dan penghentian permusuhan.

Militer Myanmar merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih dalam kudeta tahun lalu, menghancurkan perbedaan pendapat dengan kekuatan mematikan sejak saat itu.

Baru-baru ini, junta telah dikritik karena mengeksekusi aktivis politik dan memenjarakan Aung San Suu Kyi, simbol gerakan oposisi dan demokrasi Myanmar.

ASEAN telah melarang jenderal Myanmar menghadiri pertemuan regional, dan beberapa anggota mengatakan bulan lalu akan dipaksa untuk memikirkan kembali jalan ke depan, kecuali junta menunjukkan kemajuan dalam rencana perdamaian.

Diketahui, junta militer Myanmar menolak tawaran untuk mengirim perwakilan non-politik ke pertemuan ASEAN.

"Jika kursi yang mewakili suatu negara kosong, maka itu tidak boleh dicap sebagai KTT ASEAN,” kata juru bicara junta Zaw Min Tun pada konferensi pers rutin pada Hari Rabu, menambahkan Myanmar sedang bekerja untuk mengimplementasikan rencana perdamaian, melansir Reuters 18 Agustus.

"Apa yang mereka inginkan adalah agar kita bertemu dan berbicara dengan para teroris," tukasnya, menggunakan label junta untuk gerakan pro-demokrasi yang telah mengangkat senjata melawan militer.

Dia mengatakan, ASEAN melanggar kebijakannya sendiri untuk tidak mencampuri urusan kedaulatan suatu negara, sambil menghadapi 'tekanan eksternal', tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.

Terpisah, Kementerian Luar Negeri Kamboja, yang saat ini memimpin ASEAN, tidak menanggapi tuduhan tersebut.

Juru bicara kementerian Chum Sounry mengatakan, ASEAN "berharap situasi di Myanmar dapat sangat ditingkatkan, sehingga dapat kembali sebagai anggota tak terpisahkan dari keluarga ASEAN kita yang bersatu lagi."

Diketahui, beberapa negara barat termasuk Amerika Serikat dan Inggris telah menjatuhkan sanksi kepada junta Myanmar atas kudeta tersebut.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.