DENPASAR - Bali melakukan ekspor perdana setelah sempat terhenti di masa pandemi COVID-19. Ekspor dilakukan melalui Pelabuhan Benoa, Denpasar. PT Bali Sourcing Cargo mengekspor 37 kontainer furniture ke Vanuatu dengan total nilai ekspor Rp2 miliar.
"Setelah kurang lebih 2,5 tahun tidak adanya ekspor (atau) impor secara langsung melalui Pelabuhan Benoa. Melalui PT Bali Sourcing Cargo mengekspor komoditas furniture sebanyak 34 kontainer dengan tonase sebesar 312.430 KGS ke Vanuatu dengan perkiraan nilai devisa sebesar USD136.056,11 atau Rp2.027.644.207,33," kata Kepala Kantor Bea Cukai Denpasar Puguh Wiyatno dalam pelepasan ekspor perdana, di Pelabuhan Benoa, Bali, Selasa, 16 Agustus.
Sementara itu, Kepala Kanwil Bea Cukai Bali Nusa Tenggara, Susila Berata menerangkan ekspor perdana ini menjadi momentum untuk bangkitnya komoditas ekspor Bali dan juga terbukanya keran ekspor melalui Pelabuhan Benoa.
"Ini merupakan pertanda bangkitnya komoditas ekspor Bali. Semoga ekspor komoditas lainnya seperti ekspor perikanan, kakao bisa langsung dari Bali, sehingga memberikan dampak langsung terhadap Bali," ujar Susila.
Selama pandemi COVID-19, ekspor komoditas Bali mayoritas dilakukan dari Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, sedangkan untuk jalur laut harus melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Komoditas perikanan, perkebunan, pakaian hingga furniture menjadi komoditas andalan ekspor Bali.
Pemilik PT Sourcing Cargo Bali, Surungan Novita Sibarani mengatakan pihaknya mengekspor barang-barang furniture dari garmennya.
"Saya melakukan ekspor dari Bali tujuannya biar bisa membangkitkan Pulau Bali, biar bisa jaya seperti sebelum masa corona," ujarnya.
BACA JUGA:
Ekspor furniture ke Vanuatu merupakan ekspor perdana yang langsung dari pelabuhan Benoa. Furniture yang diekspor ke Vanuatu yakni handicraft seperti patung, dan dan kerajinan khas Bali lainnya.
"Kami mengekspor furniture yang dibutuhkan Vanuatu untuk melengkapi akomodasi pariwisatanya. Vanuatu sedang melakukan pengembangan wisata," jelasnya.
"Semuanya produk lokal, tidak ada produk ekspor. Jadi, kita bangga menggunakan produk Indonesia. Semoga, apa yang saya buat ini bisa menjadi contoh para eksportir di seluruh Bali, untuk bisa mulai memajukan kembali Pelabuhan Benoa, biar bisa ramai seperti dulu lagi," ujarnya.