Bagikan:

JAKARTA - Dengan pendidikan seseorang bisa mengubah nasib dan keluar dari kemiskinan. Itulah semangat yang dilakukan Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko saat dulu ketika masih menjadi seroang siswa. Ia menanamkan semangat pantang menyerah dalam menuntut ilmu apa pun rintangan yang dihadapi. Dan juga harus inovatif agar karya yang dihasilkan dapat apresiasi orang lain.

“Untuk itu, kalian anak-anak muda jangan menyerah begitu saja. Karena sekarang siapa pun bisa menjadi apa pun. Mari ciptakan inovasi-inovasi untuk kemajuan bangsa kita,” serunya dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, saat meninjau pendidikan vokasi di SMK NU Ma’arif Kudus Jawa Tengah, Jum’at 12 Agustus.

Dr. Moeldoko mengenang sulitnya ia melanjutkan pendidikan dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia menceritakan, bahwa kondisi sulit tersebut terjadi karena faktor ekonomi dan lingkungan.

“Namanya juga anak desa dan dari keluarga miskin. Lulus SMP saja sudah bagus. Tapi saya tidak mau menyerah. Saya harus melanjutkan ke SMA. Karena saya berpikir, dengan pendidikan saya bisa keluar dari kemiskinan,” kenang Moeldoko.

Mobil Listrik

Moeldoko ikut menorehkan tanda di meja gambar saat berjkunjung ke SMK NU Ma
Moeldoko ikut menorehkan tanda di meja gambar saat berkunjung ke SMK NU Ma'arif Kudus, Jawa Tengah. (Randy Putra Nugraha- KSP)

Kepada para siswa, Moeldoko juga berbagi pengalamannya saat pertama kali menginisiasi pengembangan mobil listrik. Ia mengungkapkan, saat menjadi wakil gubernur Lemhanas pada 2012, dirinya sudah berpikir bahwa baterai listrik adalah masa depan, dan masa depan adalah baterai listrik.

Lanjut cerita, Moeldoko mengaku mengajak rekan-rekannya dari BPPT dan ITB untuk terbang ke Shanghai dan melihat langsung proses produksi baterai listrik sekaligus mobil listrik. Dari kunjungan itu, Moeldoko beranda-andai membuat baterai dan mobil listrik di Indonesia.

“Setelah melalui perdebatan panjang akhirnya teman saya yang dari Tiongkok mau bekerjasama. Setelah itu, saya mengirimkan tim berpuluh-puluh kali ke Tiongkok untuk belajar. Dan Alhamdulillah semua berjalan dengan baik. Intinya, sesuatu harus diawali dengan semangat membangun. Dan saya ingin membangun masa depan untuk anak muda,” ujarnya.

Panglima TNI 2013-2015 ini juga menegaskan, bahwa pemerintah memberikan perhatian besar terhadap masa depan anak muda. Selain menempatkan pendidikan vokasi pada posisi penting dalam strategi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kata Moeldoko, pemerintah juga telah mengeluarkan program Manajemen Talenta Nasional.

Talenta Nasional

Moeldoko berharap kepada anak muda untuk terus menuntut ilmu. (Randy Putra Nugraha-KSP)
Moeldoko berharap kepada anak muda untuk terus menuntut ilmu. (Randy Putra Nugraha-KSP)

Program yang termuat dalam Kepres No 21/2021 tentang Gugus Tugas Manajemen Talenta Nasional tersebut, mengelola database anak-anak Indonesia yang memiliki keunggulan. Dengan begitu, negara akan hadir untuk mengelola talenta-talenta hebat tersebut.

“Sehingga anak-anak yang hebat ini tidak diambil oleh negara lain. Sebab, selama ini banyak generasi muda pintar yang diambil negara lain karena tidak dikelola dengan baik di Indonesia. Dan kita hanya bisa marah-marah saja,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Moeldoko menyampaikan apresiasinya atas pendidikan vokasi di SMK NU Ma’arif Kudus yang telah terintegrasi dengan industri. Dengan begitu, siswa bisa langsung terserap ke dunia kerja saat lulus sekolah.

”Di saat puncak bonus demografi sekarang ini, kita harus menyediakan peluang kerja sebanyak-banyaknya, kita harus meningkatkan kapasitas SDM agar lebih produktif dan lebih kompetitif, dan pendidikan vokasi menempati posisi penting dalam strategi pengembangan SDM kita,” pungkas Moeldoko.