TANGERANG - Seorang anak di bawah lima tahun (balita) inisial ARK mengalami muntah-muntah hingga demam tinggi. Pihak keluarga mengatakan, ARK demam dan muntah setelah justru mendapat obat dari Posyandu Bunga Kenanga, Karang Tengah Kota Tangerang.
Yang membuat keluarga ARK panik setelah mengetahui obat penurun panas yang diberikan Posyandu sudah kedaluwarsa.
Widya, pihak keluarga ARK mengaku kaget bila obat yang diberikan dari Posyandu ternyata kadaluarsa.
"Pikir saya kan, saya lalai juga kan, cuma kan pikir saya orang medis harusnya lebih teliti lagi kan, itu kan obat bukan sekedar makanan," kata Widya saat ditemui di kawasan Pondok Pucung, Karang Tengah, Kota Tangerang,
Lebih lanjut, Widya menceritakan telah memberikan obat penurun panas itu pada anaknya dua kali. Namun bukannya sembuh yang didapat, sang buah hatinya mengalami muntah-muntah pada malam hari.
"Udah dua kali, siang dan sore sebelum di WA. Sekali, pas jam 8 malam sebelum tidur. Muntahnya pas udah diminum," katanya.
BACA JUGA:
"Biasanya engga gini, kalau gumoh emang pernah tapi engga kaya gini," sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Widya menerangkan yang menerima obat kadaluarsa bukan hanya dirinya, ternyata ada warga lain. Hal ini diketahui saat dirinya melihat grup Whatsapp.
"Itu semua yang dikasih obatnya sama, ternyata pas di grup, ada tiga orang doang sih yang ini," sebutnya.
Atas kejadian ini, Widya berharap Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinkes Kesehatan Kota Tangerang dapat lebih teliti dalam memberikan obat tersebut.
"Ya ini kan bahaya untuk anak harusnya bisa lebih teliti. Kalau anak saya sampe kenapa kenapa bagaimana coba, saya heran ko bisa sampai memberikan obat kedaluwarsa kaya gini," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Pedurenan, dr Andita saat dihubungi mengaku belum mengetahui adanya insiden tersebut. Ia saat ini tengah mencoba mengklarifikasi yang bersakutan perihal obat itu.
"Mohon maaf sedang kami klarifikasi lebih lanjut. Karena posisi saya juga tidak di puskesmas," tutupnya.