JAKARTA - Perjalanan hidup maestro keroncong asal Surakarta, Waldjinah, akan diangkat ke layar lebar. Film tersebut merupakan bentuk penghargaan atas dedikasi Waldjinah di dunia musik dan budaya Jawa.
Rencana produksi film Waldjinah tersebut disampaikan oleh Ronny Paulus Tjandra, produser sekaligus penulis skenario film "Waldjinah: Javanese Diva" saat menemui Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Puri Gedeh, Semarang, seperti dikutip dari keterangan pemprov, Minggu 7 Agustus.
Inisiatif itu disambut positif Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo.
"Saya sudah dua kali ke rumah Waldjinah. Beliau mendongeng perjalanan kariernya, soal jarikan dan kebaya, dan bagaimana bertahan hidup di ujung kariernya. Kalau jadi, ini akan menjadi film yang sangat bagus," kata Ganjar.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui sosok Waldjinah sangat fenomenal. Tidak hanya karena kemampuannya di musik keroncong, tetapi juga karena kesetiaannya tampil berkebaya dengan jarik dan sanggul.
Gubernur berharap dalam penggarapan film yang diberi judul "Waldjinah: Javanese Diva" tersebut nanti dapat melibatkan sejumlah komunitas yang ada. Baik komunitas musik khususnya keroncong maupun komunitas batik dan kebaya.
Usai pertemuan tersebut, Ronny selaku penulis skenario sekaligus produser film itu, mengaku sangat gembira.
"Saya kulanuwun (izin) kepada Pak Ganjar karena kita berencana membuat sebuah film tentang Ibu Waldjinah yang merupakan warga Kota Solo. Rencananya kita nanti akan shooting di Solo yang juga bagian wilayah Jawa Tengah. Terima kasih sudah diterima dengan baik oleh Pak Ganjar," ujarnya usai pertemuan.
Ronny menjelaskan film tersebut akan bercerita tentang perjalanan sosok Waldjinah dalam periode tahun 1952-1987 atau saat Waldjinah umur 7 tahun sampai 42 tahun. Periode saat Waldjinah berjodoh dengan bakat bernyanyi hingga berhasil mendulang kesuksesan dan menjadi maestro keroncong.
"Film ini berawal dari rekan saya Ayu Sulistyawati yang mengatakan kalau putra Waldjinah, Mas Bambang, bilang kalau ingin membuat karya tentang ibunya. Sebuah penghargaan agar ibunya dimuliakan kembali, dikenang dan diingat oleh orang lagi. Saya menganggap ini suatu keinginan yang sangat baik dan harus didukung," ujarnya.
Latar belakang itulah yang membuat Ronny berharap film ini dapat segera diproduksi dan diselesaikan dalam waktu dekat. "Saya ingin film ini bisa selesai dan ditonton langsung oleh Waldjinah dalam kondisi sehat. Sebab tahun ini beliau akan berusia 77 tahun," kata Ronny.
BACA JUGA:
Ronny yang juga menjadi sutradara film tersebut juga sudah membidik beberapa aktor-aktris ternama Indonesia untuk terlibat. Bahkan pada pertemuan tersebut ia juga minta kesediaan Gubernur untuk ikut bermain dalam satu scene yang khusus dia siapkan di film itu.
"Waldjinah ini sosok yang sangat kental budaya Jawanya. Kami ingin angkat itu sebagai latar film. Termasuk bagaimana ia menjadi ikon keroncong, kebaya, dan sanggul yang enggan dilepaskan," pungkasnya.