Bendung Serangan Balasan Ukraina, Rusia Kerahkan 15 Ribu Tentara ke Wilayah Selatan
Ilustrasi kedatangan tank Rusia di Kherson. (Wikimedia Commons/Mil.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan 15.000 korps tentara yang baru ke Ukraina selatan, untuk membendung serangan balasan Kyiv, kata para pejabat Barat.

Dengan pasukan Ukraina maju di Kherson, daerah perkotaan pertama yang direbut oleh Rusia, Presiden Vladimir Putin dipahami sangat ingin mempertahankannya.

Dilaporkan Rusia terpaksa mengangkut pasukan dan pasokan ke kota melalui jembatan ponton darurat, setelah jalan terakhir yang melintasi Sungai Dnipro dinonaktifkan oleh serangan rudal jarak jauh Ukraina.

Namun, pejabat Barat sekarang telah mengkonfirmasi laporan, Rusia telah membangun pasukan baru, banyak yang diambil dari penjara domestik, yang dapat digunakan dalam serangan yang berpotensi dimulai bulan depan.

"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa kami melihat formasi," seorang pejabat barat memberi tahu," sebut pejabat Barat, dilansir dari The National News 5 Agutus.

"Sebuah korps tentara biasanya terdiri dari 10.000 hingga 15.000 personel, tetapi kami tidak yakin bagaimana itu akan digunakan.

"Kami bahkan tidak bisa berkomentar apakah akan dipekerjakan di Ukraina atau tidak. Tetapi ada berbagai opsi yang terbuka untuk Rusia, memperkuat Kherson atau serangan balik di wilayah selatan," tandas pejabat itu.

Para pejabat Ukraina mengatakan pembangunan militer terjadi di dekat kota penghasil baja Kryvyi Rih, tempat Presiden Volodymyr Zelenskyy dibesarkan, sekitar 50 kilometer dari garis depan selatan saat ini.

"Sangat mungkin musuh sedang mempersiapkan serangan balasan yang bermusuhan dengan rencana selanjutnya untuk mencapai batas administratif wilayah Kherson, kata komandan militer Ukraina pada Hari Kamis.

Pejabat intelijen Barat menolak laporan media Rusia, mengenai dugaan serangan terhadap penjara tawanan perang yang menewaskan 53 warga Ukraina bulan lalu, disebabkan oleh salah satu rudal jarak jauh Kyiv.

“Melihat foto-foto, yang telah dirilis oleh Rusia dari situs tersebut, jelas bagi para ahli ledakan kami bahwa ini bukan serangan ledakan tinggi dari luar,” jelas seorang pejabat barat.

“Ini jauh lebih mungkin menjadi pembakar dan dari dalam. Yang penting di sini adalah jika Anda melihat hal-hal seperti ranjang susun, mereka masih berdiri. Itu tidak akan terjadi jika ada serangan tinggi dari (rudal jarak jauh) Himars," uangkapnya.

Diketahui, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia meluncurkan misi pencarian fakta untuk menyelidiki pembunuhan di wilayah separatis Ukraina timur. Sementara, pejabat intelijen AS mengatakan Rusia telah menanam bukti palsu di situs tersebut.