JAKARTA - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menilai kehadiran vaksin COVID-19 produksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan bentuk upaya kemandirian bangsa dalam beradaptasi menyikapi dampak pandemi dan tekanan krisis global.
"Upaya untuk terus mendorong kreativitas anak bangsa dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri patut diapresiasi di tengah ancaman pandemi dan krisis global yang belum berakhir," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari Antara, Kamis 4 Agustus.
Hal itu dikatakan Lestari terkait pernyataan Menteri BUMN yang mengungkapkan pada Agustus 2022 akan hadir vaksin COVID-19 produksi BUMN yang dapat dimanfaatkan masyarakat luas.
Saat ini vaksin tersebut sedang dalam uji klinis tahap 3 yang melibatkan 4.040 subjek usia 18 tahun ke atas.
Lestari berpendapat semua upaya untuk bangkit di masa negeri ini menghadapi berbagai tantangan dampak krisis global harus konsisten dilakukan.
Dia berharap para pemangku kepentingan berperan aktif untuk terus membangkitkan potensi anak bangsa dalam menjawab tantangan di berbagai sektor seperti sektor kesehatan, pendidikan, ekonomi, politik, sosial dan budaya.
"Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk seluas-luasnya memanfaatkan potensi yang dimiliki anak bangsa untuk membangun kemandirian," ujarnya.
BACA JUGA:
Menurut dia, semangat menuju kemandirian ketersediaan vaksin COVID-19 untuk bangsa Indonesia, bisa dijadikan pemicu bangsa ini untuk mengakselerasi pencapaian kemandirian di berbagai sektor lainnya.
Lestari menilai, kemandirian tidak diartikan sebagai benar-benar mandiri dalam segala bidang, karena sejatinya tidak ada satu bangsa pun yang dapat hidup sendiri di dunia tanpa keterkaitan dengan bangsa lain.
"Kemandirian bangsa tentu saja harus dimulai dengan membangun kepercayaan diri dan optimisme anak bangsa dalam menjawab setiap tantangan yang dihadapi," katanya.
Karena itu menurut dia, berbagai upaya untuk membangun optimisme anak bangsa merupakan langkah strategis yang harus segera dilakukan dalam setiap upaya bangsa ini mengatasi dampak krisis global yang kita hadapi.