Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi E DPRD DKI dari Fraksi PKS, Abdul Aziz mendukung langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengubah penamaan rumah sakit umum daerah (RSUD) menjadi rumah sehat untuk Jakarta.

Menurut Aziz, penggunaan nama rumah sehat sebagai penjenemaan atau branding pada rumah sakit bisa memberikan aura positif kepada para pasien yang melakukan perawatan.

"Kami mendukung perubahan nama dari rumah sakit menjadi rumah sehat tersebut karena memberikan aura positif dan sugesti pada penyembuhan dan kesehatan agar yang sakit menjadi sehat," kata Aziz saat dihubungi, Kamis, 4 Agustus.

Dengan perubahan nama menjadi rumah sehat ini, Aziz berharap RSUD milik Pemprov DKI dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Mengingat sejauh ini, rumah sakit-rumah sakit di Jakarta kerap menjadi rujukan pengobatan dalam negeri oleh masyarakat dari luar daerah.

"Harapan kami, perubahan nama ini ini diiringi dengan peningkatan kualitas layanan dan fasilitas yg ada, sehingga tidak ada lagai warga Jakarta yang takut atau tidak bisa berobat ke rumah sakit," urai Aziz.

"RSUD di Jakarta dituntut menjadi RS yang terbaik di negeri ini karena banyak warga daerah yang berobat ke Jakarta. Karena itu, harus selalu dibutuhkan perbaikan dan pembenahan, sesuai jumlah pasien yg berobat, kompleksnya penyakit dan berkembang pesatnya dunia terapi medis saat ini," lanjutnya.

Sebagai informasi, rumah sehat untuk Jakarta merupakan sebuah penjenamaan layanan kesehatan milik Pemprov DKI Jakarta sebanyak 31 RSUD. Anies pun menjelaskan alasan dirinya membuat kebijakan tersebut.

Anies mengatakan pengubahan nama rumah sakit menjadi rumah sehat pada fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah daerah ini dilakukan untuk mengubah pola pikir masyarakat agar tidak hanya berkunjung di saat sakit, namun juga dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kualitas kesehatannya.

Hal ini Anies sampaikan saat peluncuran penamaan rumah sehat untuk Jakarta di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu, 3 Agustus.

“Selama ini rumah sakit kita berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif, sehingga orang datang karena sakit dan ingin sembuh. Datanglah ke rumah sakit untuk sembuh, padahal untuk sembuh harus sakit dulu. Nah di sisi lain pada pandemi kemarin kita menyaksikan pentingnya menjaga kesehatan. Karena itu Rumah Sehat ini perannya ditambah, yakni aspek promotif dan preventif,” kata Anies.

Anies berharap, pergantian nama ini akan berhasil membuat masyarakat berpikir bahwa mereka mendatangi rumah sehat untuk menjadi lebih sehat.

Misalnya, dengan melakukan medical and mental health check up, vaksinasi dan imunisasi, dan berbagai kegiatan yang bersifat promotif preventif lainnya. Dengan begitu, rumah sehat ini dirancang benar-benar membuat kita berorientasi pada hidup sehat, bukan sekadar berorientasi sembuh dari sakit.

Keputusan Anies ini menuai kritikan dari sejumlah Anggota DPRD DKI Jakarta, khususnya Fraksi PDIP dan PSI.