Bagikan:

JAKARTA - Polisi mengusut temuan paket bantuan sosial (bansos) yang terkubur di Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Sejumlah pihak, mulai dari JNE hingga perwakilan dari Kementerian Sosial dimintai keterangan.

"Polres Depok Satreskrim melakukan pemanggilan dalam rangka klarifikasi terhadap beberapa pihak yang hari ini sudah kita lakukan. Di antaranya dari Kemensos RI, JNE Pusat dan juga JNE Depok," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E. Zulpan kepada wartawan, Senin, 1 Agustus.

Dari proses pemeriksaan itu, diketahui PT DNR merupakan vendor yang memegang distribusi paket bansos dari pemerintah ke wilayah Depok pada 2020.

Sedangkan JNE merupakan pihak yang digandeng PT DNR untuk mendistribusikan paket sembako tersebut.

"JNE sebagai pihak jasa kurir yang mengantar ke penerima yang namanya sudah ada dalam list yang dibuat pemerintah," ungkapnya

Kemudian, dari hasil pemeriksaan pun didapat mengenai kuota bansos yang ada dalam kontrak. JNE disebut mendapat ratusan ribu ton beras untuk didistribusikan.

"Jumlah beras yang dikirim JNE dalam kontrak dari PT DNR sebagai pemenang kontrak dari pemerintah, berdasarkan hasil pemeriksaan hari ini sekitar ratusan ribu ton," kata Zulpan.

Soal penyebab di balik beras sembako dikubur di dalam tanah sampai saat ini sedang didalami. Pencarian bukti dan petunjuk masih dilakukan.

Paket bansos presiden ditemukan di Kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, pada Minggu 31 Juli.

Penemuan barang diduga bansos presiden untuk warga terdampak COVID-19 yang tertimbun di dalam tanah itu terungkap setelah ahli waris pemilik lahan, Rudi Samin, melakukan penggalian menggunakan alat berat dan tengah ditangani Polrestro Depok.