PM Israel Yair Lapid Tuntut PBB Bubarkan Panel Penyelidikan Perang Gaza 2021, Alasannya?
PM Israel Yair Lapid. (Wikimedia Commons/Spokesperson unit of the President of Israel/Kobi Gideon)

Bagikan:

JAKARTA - Israel menuntut agar panel PBB yang menyelidiki perang 2021 dengan militan Palestina dibubarkan, mengutuk pernyataan yang dibuat oleh salah satu anggotanya sebagai anti-Semit pada Hari Minggu.

Dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Perdana Menteri Israel Yair Lapid, mengutip komentar anggota komisi penyelidikan Dewan Hak Asasi Manusia PBB Miloon Kothari dalam sebuah wawancara.

"Kami sangat kecewa dengan media sosial yang sebagian besar dikendalikan oleh lobi Yahudi atau LSM tertentu, banyak uang yang dicurahkan untuk mencoba mendiskreditkan kami," kata Kothari dalam podcast Mondoweiss 25 Juli, melansir Reuters 1 Agustus.

Israel sendiri telah memboikot penyelidikan dan melarang penyelidiknya masuk. Dikatakan, temuan sementara panel pada bulan Juni adalah yang terbaru dari serangkaian laporan yang bias.

"Perang melawan antisemitisme tidak bisa dilancarkan dengan kata-kata saja, perlu tindakan. Ini saatnya bertindak, saatnya untuk membubarkan komisi", tegas PM Lapid.

"Komisi ini tidak hanya mendukung antisemitisme, ini memicunya," tandas PM Lapod.

Terpisah, juru bicara PBB tidak segera menanggapi permintaan komentar. Tetapi Mondoweiss menerbitkan sebuah surat oleh kepala komisi Navi Pillay, di mana dia mengatakan bahwa komentar Kothari sengaja diambil di luar konteks.

Sementara itu, Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, termasuk Jerman, Inggris dan Austria juga mengutuk pernyataan Kothari sebagai anti-Semit.

"Pernyataan yang tidak dapat diterima ini dengan sedih memperburuk keprihatinan mendalam kami tentang sifat terbuka & cakupan COI yang terlalu luas dan perlakuan HRC yang tidak proporsional & bias terhadap Israel," kicau utusan AS untuk dewan Michele Taylor di Twitter.

Diketahui, dipicu oleh konflik Gaza 11 hari Mei 2021, mandat penyelidikan mencakup dugaan pelanggaran hak asasi manusia sebelum dan sesudah itu dan berusaha untuk menyelidiki akar penyebab ketegangan.

Sedikitnya 250 warga Palestina dan 13 orang di Israel tewas dalam pertempuran sengit, di mana gerilyawan Gaza menembakkan roket ke kota-kota Israel, sementara Te Aviv melakukan serangan udara melintasi daerah kantong pantai.