JAKARTA - Bupati Mamberamo Tengah, Papua, Ricky Ham Pagawak yang merupakan tersangka dugaan suap dan gratifikasi diduga kabur ke Papua Nugini dibantu dua prajurit TNI. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan berkoordinasi untuk meminta keterangan keduanya.
"Saat ini kami juga telah berkoordinasi dengan Kepala Staf Angkatan Darat TNI untuk bantuan menghadapkan anggotanya terkait permintaan keterangan oleh tim penyidik," kata Plt Juru Bicara KPK Bidang Penindakan Ali Fikri kepada wartawan di gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin, 1 Agustus.
Ali tak merinci siapa pihak yang dimaksud. Namun, berdasarkan informasi beredar salah satu yang turut membantu pelarian Ricky adalah pejabat TNI kewilayahan.
"Kami berharap dukungan dan bantuan dari pihak TNI sebagai bentuk sinergi penegak hukum guna percepatan penyelesaian perkara ini sehingga kepastian hukum segera terwujud," tegasnya.
KPK memastikan pihaknya akan terus melakukan terhadap Ricky yang merupakan kepala daerah dari Partai Demokrat. Apalagi, dia sudah masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO) sejak 15 Juli.
"Kami masih terus melakukan pencarian keberadaan DPO dimaksud, di antaranya melakukan permintaan keterangan terhadap pihak-pihak yang diduga mengetahui keberadaan tersangka," ungkap Ali.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, KPK terus mengusut dugaan suap dan gratifikasi di Mamberamo Tengah. Sejumlah saksi telah dipanggil dan penggeledahan telah dilaksanakan.
Namun, di tengah proses pengusutan ini, Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak kabur. Dia melarikan diri ke Papua Nugini melalui jalan tikus dibantu ajudannya.
Penyidik KPK saat ini masih melakukan pengejaran terhadap Ricky. Masyarakat yang mengetahui keberadaan Ricky diminta memberi informasi.