Murid 11 Tahun di Jerman Mengancam Bunuh Gurunya karena Membela Samuel Paty
Ilustrasi (Taylo Wilcox/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala sekolah sebuah sekolah dasar di Spandau, Berlin, Jerman melaporkan seorang murid berusia 11 tahun mengancam akan memenggal gurunya. Ancaman terlontar setelah seorang guru membela guru sejarah yang dipenggal muridnya di Prancis, Samuel Paty.

Mengutip RT, Kamis 12 November, kepala sekolah bernama Karina Jehniche tersebut mengatakan bahwa murid-muridnya tercengang ketika murid itu mengancam gurunya. Murid tersebut berkata "Saya akan melakukan hal yang sama kepada Anda seperti yang dilakukan anak laki-laki itu kepada guru di Paris."

Sebelumnya, murid itu juga pernah mengucapkan hal yang mengejutkan saat mengheningkan cipta untuk mengenang Samuel Paty. Remaja 11 tahun itu dilaporkan memberi tahu seorang temannya bahwa tak apa-apa membunuh seseorang yang telah menghina nabi.

Seorang pemuka agama yang hadir segera berbicara dengan anak tersebut. Pihak sekolah lalu mengirimnya pulang setelah berbicara dengan orang tuanya.

Berita itu muncul seminggu setelah para pejabat di Prancis mengatakan bahwa anak-anak berusia delapan tahun sedang diselidiki karena membela pembunuhan Paty. Di seluruh Prancis, menurut Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin, terdapat 66 pertanyaan terbuka terkait dugaan dukungan terorisme setelah pembunuhan guru tersebut.

Samuel Paty

Beberapa waktu lalu, guru di Paris, Prancis bernama Samuel Paty tewas di depan sekolahnya di pinggiran kota Paris oleh muridnya yang berusia 18 tahun. Sebelumnya Paty menunjukkan kepada murid-muridnya kartun Nabi Muhammad di sebuah kelas tentang kebebasan berekspresi. 

Tersangka yang berusia 18 tahun merupakan imigran asal Chechnya. Ia lantas ditembak mati oleh polisi pasca penyerangan. Selain itu, aparat juga telah menahan 11 orang yang diduga terkait pembunuhan. Kematian Paty memicu tindakan keras pemerintah Prancis terhadap ekstremisme Islam. Presiden Emmanuel Macron membela penerbit kartun Nabi Muhammad, Charlie Hebdo, dengan alasan kebebasan berpendapat. 

Beberapa negara Muslim, khususnya Turki, telah mengkritik Prancis dan negara-negara Eropa lainnya karena menolak mengecam kartun tersebut. 

Prancis, dengan komunitas Muslim terbesar di Eropa, mengalami serangkaian serangan oleh golongan ekstremis dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pengeboman dan penembakan pada 2015 di Paris yang menewaskan 130 orang. Pada 2016 terjadi di kota Nice di mana seorang militan mengendarai truk melalui kerumunan saat perayaan Hari Bastille. Peristiwa tersebut menewaskan 86 orang.