Siswa, Guru, dan Pejabat Prancis Mengheningkan Cipta Satu Menit untuk Samuel Paty
Guru sejarah Prancis, Samuel Paty (Twitter/@emmanuelmacron)

Bagikan:

JAKARTA - Sekolah-sekolah di seluruh Prancis mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang kematian Samuel Paty, guru sejarah yang dipenggal usai memperlihatkan kartun Nabi Muhammad.

Lewat prosesi itu, warga Prancis mengirim pesan damai bahwa tak ada satu pun pembunuhan yang dibenarkan. Melansir Reuters, Senin, 2 November, momen mengheningkan cipta diikuti 12 juta siswa sekolah.

Presiden Prancis Emmanuel Macron sendiri yang menginsiasi prosesi tersebut. Lewat media sosial, Macron mengajak seluruh siswa di Prancis mengenang Paty.

Macron beranggapan pembunuhan Paty merupakan serangan terhadap nilai-nilai kebangsaan yang dianut Prancis. Macron menyatakan tak akan berkompromi pada kebebasan dasar dalam berkeyakinan dan berekspresi, meski sikapnya memicu protes di kalangan Muslim seluruh dunia.

"Ide terorisme adalah menciptakan kebencian. Kami akan melakukan (mengheningkan cipta) ini bersama-sama," tulis Macron dalam pesannya kepada anak sekolah di media sosial.

Dalam prosesi itu, para murid tampak berdiri dan berdiam pada jam 11 pagi. Setelahnya, para guru menjelaskan kembali hak dan kewajiban mereka dalam berdemokrasi. Para pengajar juga menjelaskan bahwa negara menjamin hak berdemokrasi dan kebebasan berpendapat tiap warganya.

Perdana Menteri Jean Castex turut dalam prosesi mengheningkan cipta bersama staf di perguruan tinggi Le Bois d’Aulne, tempat Paty mengajar. Polisi terlihat menjaga gerbang institusi pendidikan tersebut.

Macron menggambarkan Paty sebagai pahlawan yang pendiam. Bagi Macron, Paty telah berdedikasi tinggi dalam hal menanamkan nilai-nilai kebangsaan pada murid-muridnya.