JAKARTA - Dampak dari keramaian ajang Citayam Fashion Show (CFW) yang terjadi di kawasan Dukuh Atas, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, menumbuhkan sejumlah titik parkir liar yang dikuasai preman yang menjadi juru parkir (Jukir) liar.
Tarif parkir liar tersebut disebutkan para pengendara motor senilai Rp10 ribu per unit motor.
Meski tarif parkir terbilang mahal, namun pengunjung terpaksa menitipkan kendaraannya di parkir liar bahu jalan karena tak ada kantung parkir resmi yang disiapkan Pemprov DKI Jakarta.
"Mahal banget, masa tarifnya Rp10 ribu per motor. Padahal parkirnya di pinggir jalan," kata Riandi, salah satu pemilik motor yang pernah menitipkan kendaraanya di parkir liar kawasan Dukuh Atas, Tanah Abang.
Riandi berharap, jika Pemprov DKI akan melakukan penataan secara serius terhadap tren CFW SCBD di Dukuh Atas, dapat menyiapkan kantung parkir resmi agar kawasan itu pun tertata.
"Siapin parkir resmi dong, jadi pengunjung juga engga takut motornya diangkut petugas Dishub karena parkir di sembarang tempat," ucapnya.
BACA JUGA:
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait maraknya juru parkir (jukir) liar di sekitar Dukuh Atas. Keberadaan parkir liar dampak dari keramaian yang terjadi di kawasan Dukuh Atas.
"Ini fenomena sosial khususnya kerumunan, kenakalan remaja termasuk kriminalitas. Kita melakukan berbagai upaya antisipasi di lokasi," tegas Kombes Komarudin, Rabu, 27 Juli.
Pasca dilakukan penertiban terhadap parkir liar di kawasan Dukuh Atas pada Selasa, 26 Juli, kemarin, sekelompok orang yang mengaku sebagai warga setempat pun mengamuk.
"Sementara belum ada (preman penjaga lahan parkir) yang diamankan. (mereka) Masih kita pantau. Kami imbau kepada masyarakat agar tidak melakukan parkir liar," katanya.