JAKARTA – Sebanyak 105 pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dan setingkat diduga menjadi provokator tawuran antar pelajar beberapa hari terakhir di daerah itu. Jumlah tersebut berdasarkan catatan Kodim 0503/ Jakarta Barat.
"Kita sudah ada daftar 105 pelajar yang disinyalir jadi provokator tawuran selama ini. Ini berdasarkan hasil penyuluhan anggota Babinsa dan tiga pilar di lapangan," kata Komandan Kodim 0503/JB Kolonel Kav I Made Maha Yudhiksa, mengutip Antara, Senin, 25 Juli.
Ke-105 pelajar tersebut berasal dari sekolah yang belakangan kerap terlibat tawuran di wilayah Jakarta Barat.
Oleh karena itu, tegasnya, pihaknya beserta jajaran Polres Metro Jakarta Barat segera melakukan pembinaan kepada ratusan pelajar ini dengan harapan dapat merubah perilaku dan sikap mereka.
"Kita berikan pelatihan dan pembinaan dengan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan wawasan kebangsaan dan cinta Tanah Air," kata I Made.
Menurut I Made, kegiatan tersebut perlu dilakukan agar ratusan anak-anak ini memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan cinta Tanah Air.
Dengan demikian, keinginan ratusan anak-anak tersebut untuk kembali melakukan tawuran pun bisa diredam.
VOIR éGALEMENT:
Saat ditanya asal sekolah 105 pelajar tersebut, dia I Made enggan menjelaskan lebih detail.
Namun demikian, dia memetakan sekolah di wilayah mana saja yang tergolong rawan aksi tawuran.
"Ada beberapa wilayah yang kita perhatikan khusus yakni Taman Sari, Cengkareng dan Kalideres," kata dia.
Selain memberikan program bimbingan kepada 105 anak, I Made beserta jajarannya juga rutin menggelar program Army Goes to School.
Program ini merupakan kegiatan rutin Dandim dan jajaran melakukan penyuluhan bahaya tawuran ke beberapa sekolah.
Sebelumnya, peristiwa tawuran sempat terjadi di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat, Selasa sore, 19 Juli sore.
Tawuran tersebut melibatkan tiga sekolah yang berlokasi di kawasan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.
Akibat peristiwa tersebut, satu orang pelajar berinisial AIS (16) meregang nyawa karena mengalami luka senjata tajam.
Akibat peristiwa tersebut, 22 pelajar termasuk tiga eksekutor korban pun ditetapkan sebagai tersangka oleh Polsek Metro Taman Sari.