Bagikan:

SURABAYA - Sebanyak 1.026 orang terjaring dalam Operasi Swab dan Vaksin Hunter yang digelar serentak Pemkot Surabaya bersama TNI-Polri di 31 kecamatan dalam wilah Kota Pahlawan, Jawa Timur pada Sabtu (23/7) malam hingga Minggu dini hari.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Ridwan Mubarun mengatakan dari jumlah tersebut, 680 di antaranya dilakukan sanksi swab atau tes usap dengan hasil negatif.

"Dari 1.026 orang tersebut, 342 orang di antaranya juga diberikan vaksin, karena belum divaksin. Swab dan Vaksin Hunter ini kami laksanakan setiap Sabtu malam atau malam Minggu. Dengan sasaran warga yang tidak memakai masker dan tempat-tempat kerumunan," ujar dia dilansir ANTARA, Minggu, 24 Juli.

Menurut Ridwan, kegiatan tersebut menindaklanjuti imbauan dari Presiden Joko Widodo terkait penggunaan masker walaupun di luar ruangan.

"Kami aktifkan kembali karena yang pertama kasus COVID-19 di Indonesia, khususnya di Surabaya naik. Kedua karena ada imbauan dari Presiden Jokowi dan SE Wali Kota Surabaya agar di luar ruangan warga tetap memakai masker," kata Ridwan.

Pelaksanaan swab dan vaksin hunter di Surabaya, kata Ridwan, sebelumnya sempat dihentikan. Itu dikarenakan situasi COVID-19 yang semakin terkendali serta aturan penggunaan masker tak lagi wajib dipakai di luar ruangan.

Namun, lanjut dia, dengan adanya aturan yang baru ini, maka secara otomatis pemkot kembali menggalakkan kegiatan tersebut.

"Jadi warga yang tidak memakai masker kami tes usap, kemudian dicek, apabila belum vaksin, kami langsung vaksin di lokasi," kata Ridwan.

Menurut Ridwan, hasil dari swab hunter ini juga menjadi tolak ukur pemkot terkait situasi atau perkembangan COVID-19 di Kota Pahlawan. Ketika hasil tes usap yang dilaksanakan serentak ditemukan banyak warga positif, maka situasi COVID-19 di Surabaya sedang tidak bagus.

"Alhamdulillah hasil tadi malam negatif, jadi Surabaya lagi bagus. Itu juga sebagai tolak ukur kami. Misalnya banyak yang positif, maka kami harus mencari pola-pola lain untuk menekan kasus COVID-19," ujar dia.