JAKARTA - Kepala intelijen Inggris menilai Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan kesalahan epik dalam perang di Ukraina, kendati pasukan negara itu memiliki kemajuan di medan pertempuran, namun tidak signifikan bahkan menyebabkan mereka akan menghadapi kekurangan personel.
Kepala Secret Intelligence Service (SIS) MI6 Richard Moore mengatakan, meskipun perang jelang belum berakhir, namun Rusia dinilai mulai 'kehabisan tenaga' yang memaksa pasukannya untuk menghentikan operasi militer di Ukraina beberapa pekan mendatang.
“Saya pikir dia telah mengalami kegagalan strategis di Ukraina. Ini jelas belum berakhir," ujar Moore dalam Forum Keamanan Aspen di Colorado, melansir The National News 22 Juli.
“Dia jelas telah membuat dan pasukan Rusia telah membuat, beberapa kemajuan tambahan selama beberapa minggu dan bulan terakhir, tetapi itu adalah jumlah yang kecil," sebutnya.
“Kita berbicara tentang beberapa mil di muka. Ketika mereka mengambil sebuah kota, tidak ada yang tersisa. Hal ini dilenyapkan. Dan saya pikir mereka akan kehabisan tenaga. Saya pikir penilaian kami adalah, Rusia akan semakin sulit untuk memasok tenaga kerja selama beberapa minggu ke depan," paparnya.
"Mereka harus berhenti dalam beberapa cara dan itu akan memberi peluang Ukraina untuk menyerang balik. Semangat mereka masih tinggi. Mereka mulai menerima peningkatan jumlah persenjataan yang bagus," tandas Moore.
Dengan datangnya musim dingin dan tekanan pada pasokan gas, “kita berada dalam masa yang sulit”, kata Moore, yang percaya serangan balik Ukraina dapat menyebarkan manfaat ke seluruh Eropa.
"Saya pikir penting bagi Ukraina sendiri bahwa mereka menunjukkan kemampuan mereka untuk menyerang balik. Saya pikir itu akan sangat penting untuk melanjutkan moral tinggi mereka.
“Saya juga berpikir, sejujurnya, ini akan menjadi pengingat penting bagi seluruh Eropa bahwa ini adalah kampanye yang dapat dimenangkan oleh Ukraina.”
BACA JUGA:
Diketahui, hampir lima bulan sejak Rusia menginvasi Ukraina, Kyiv berharap senjata Barat, terutama rudal jarak jauh seperti HIMARS AS yang telah dikerahkan Kyiv dalam beberapa pekan terakhir, akan memungkinkannya untuk meluncurkan serangan balik dalam beberapa minggu mendatang dan merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia.