Pengendara Hummer Bersenjata yang Hendak Serang Pennsylvania adalah Kelompok Teori Konspirasi yang Ingin Membantu Trump
Donald Trump dan sejumlah prajurit AS (Sumber: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Dua pria didakwa atas tuduhan penyalahgunaan senjata di Philadelphia, Negara Bagian Pennsylvania, AS, pada Jumat, 6 November. Malam sebelumnya mereka ditangkap di dekat pusat penghitungan suara pemilu.

Kantor kejaksaan setempat menjelaskan, dua orang itu adalah Antonio LaMotta (61) dan Joshua Macias (41). Keduanya berkendara dari Virginia ke Philadelphia dengan mobil Hummer. Mereka membawa dua pistol semi otomatis berisi peluru serta sebuah senapan semi otomatis AR-15, lengkap dengan amunisinya.

Wilayah Pennsylvania jadi satu di antara sejumlah negara bagian yang menentukan dalam Pemilu AS. Jika kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden dapat mengungguli perolehan suara kandidat dari Partai Republik Donald Trump di Pennsylvania, maka Biden memenangi pertarungan politik itu.

Penangkapan kedua terdakwa dilakukan dekat Pennsylvania Convention Center, lokasi penghitungan surat suara yang juga menjadi titik utama aksi protes terkait pemilu. Di sana, para pendukung Biden dan Trump menggelar demonstrasi besar beberapa hari terakhir.

LaMotta dan Macias masing-masing didakwa dengan tuntutan membawa senjata api secara sembunyi-sembunyi. Keduanya juga dituntut atas tindak kejahatan membawa senjata api di jalan atau properti umum, serta tindak pidana ringan.

Kelompok teori konspirasi

Media lokal melaporkan di kendaraan terdakwa tertempel stiker QAnon. QAnon teridentifikasi sebagai kelompok teori konspirasi di dunia maya.

Kelompok QAnon meyakini Trump saat ini sedang diam-diam berjuang melawan jaringan komplotan predator seks anak global. Akun Facebook dan Twitter yang diduga milik LaMotta menunjukkan sejumlah unggahan terkait teori konspirasi tersebut.

"QAnon adalah operasi militer yang positif dan tengah bekerja untuk melumpuhkan deep state (definisi Oxford Languanges: anggota lembaga pemerintahan atau militer yang dipercaya terlibat dalam manipulasi rahasia untuk memengaruhi atau mengendalikan kebijakan)," demikian tulisan di akun Facebook itu pada bulan April.

Anita LaMotta, ibu terdakwa menyebut anaknya berkendara menuju Philadelphia karena "ia ingin membantu" dalam peristiwa kerusuhan.