Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat angka kemiskinan meningkat tipis dibanding enam bulan sebelumnya. Hal ini berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2022

Kepala BPS DKI Jakarta Anggoro Dwitjahyono memaparkan, angka kemiskinan Jakarta pada periode Maret 2022 sebesar 4,69 persen atau sekitar 502 ribu orang. Angka ini meningkat tipis 0,02 persen poin dibandingkan periode September 2021.

"Dibandingkan periode September 2021, angka kemiskinan naik 0,02 persen poin atau bertambah 3.750 orang. Secara khusus, penduduk sangat miskin bertambah 2.000 orang, yakni dari 144,3 ribu orang di September 2021 menjadi 146,3 ribu orang di Maret 2022," kata Anggoro dalam keterangannya, dikutip Jumat, 15 Juli.

Anggoro menuturkan, kondisi kemiskinan yang dilihat dari Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga sedikit memburuk.

"Indeks kedalaman kemiskinan naik dari 0,753 pada September 2021 menjadi 0,768 pada Maret 2022 yang berarti jurang kemiskinan semakin dalam," ujar dia.

Selain itu, indeks keparahan kemiskinan naik 0,06 poin dari 0,183 menjadi 0,194 yang berarti kesenjangan pengeluaran di antara penduduk miskin semakin parah.

Anggara menjelaskan, salah satu penyebab penambahan jumlah penduduk miskin adalah penurunan daya beli masyarakat yang masih terdampak pandemi COVID-19 dan juga kenaikan harga barang/jasa.

"Meningkatnya kasus baru COVID-19 karena varian Omicron selama periode Maret 2022 berdampak pada diberlakukannya pembatasan beberapa aktivitas ekonomi yang sebelumnya sudah mulai berangsur pulih. Perekonomian mulai membaik, namun daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih," urai Anggoro.