Epidemiolog Nilai Masker Krusial di Sekolah, Kantor, Tempat Ibadah Hingga Transportasi Publik
Ilustrasi warga bermain di taman menggunakan masker dan menerapkan prokes. (Antara-Jessica Helena)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Bayu Satria Wiratama mendukung imbauan pemerintah agar masyarakat kembali memakai masker di dalam maupun di luar ruangan seiring lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

"Dengan adanya tren sedikit peningkatan kasus saat ini, saya rasa sudah tepat imbauan untuk tetap menggunakan masker terutama di dalam ruangan," kata Bayu melalui keterangan tertulis, dikutip dari Antara, Kamis 14 Juli.

Penggunaan masker, kata dia, sangat krusial saat berada di dalam ruangan yang ramai seperti sekolah, kantor, tempat ibadah, maupun transportasi publik. Pasalnya sejumlah lokasi itu berisiko tinggi terjadinya penularan apabila terdapat orang yang terinfeksi COVID-19 di lokasi yang sama.

Bayu menyebutkan, faktor utama kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi saat ini karena mobilitas masyarakat yang cukup tinggi.

Namun, di sisi lain, lanjut dia, kebiasaan penggunaan masker menurun, terutama di dalam ruangan termasuk transportasi publik dan tempat ibadah.

"Selain itu juga ditunjang dengan adanya beberapa masyarakat yang menganggap enteng gejala COVID-19 dan terkait juga dengan angka vaksinasi yang cenderung melambat, bahkan untuk dosis lengkap," tuturnya.

Guna menekan kasus COVID-19, menurut Bayu, peningkatan angka vaksinasi dosis lengkap dan booster sangat penting karena infeksi COVID-19 tidak bisa dicegah dengan sempurna, namun tetap bisa mencegah keparahan yang ditimbulkan dengan vaksin.

"Karena mencegah infeksi tidak bisa dengan vaksin saja tapi harus dengan 3M terutama masker. Vaksin lebih ke menurunkan risiko keparahan, sehingga harapannya kalaupun lalai dengan masker dan terinfeksi COVID-19 maka tidak sampai parah," ujar dia.

Pada Minggu 11 Juli, Presiden Jokowi meminta masyarakat untuk memakai masker di dalam dan luar ruangan karena peningkatan kasus COVID-19 baik di Indonesia maupun di negara lain.