JAKARTA - Rusia dan Myanmar kembali menggaribawahi rencana untuk memperkuat kerja sama dan teknis militer kedua negara, kata Kementerian Pertahanan usai pemimpin rezim militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing berkunjung Hari Senin.
"Pada 11 Juli, pejabat senior Kementerian Pertahanan Rusia mengadakan pertemuan dengan Ketua Dewan Administrasi Negara Myanmar dan Panglima Tertinggi Layanan Pertahanan Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang tiba di Rusia dalam kunjungan pribadi," kata kementerian itu, melansir TASS 13 Juli.
"Para pihak menilai positif hubungan yang saling menguntungkan yang berkembang secara dinamis di bidang militer dan menegaskan kembali rencana mereka untuk secara maksimal menggunakan potensi yang ada untuk memperkuat kerja sama militer dan teknis militer dalam semangat kemitraan strategis," sebut pejabat itu, seraya menambahkan pertemuan digelar dalam suasana ramah tradisional.
Diketahui, Rusia merupakan salah satu dari sedikit negara yang tetap menjalin kontak dan kerja sama dengan rezim militer Myanmar, usai kudeta pada 1 Februari tahun lalu.
Meski menuai kritik, Rusia tetap menjalin hubungan dengan rezim militer. Tahun lalu, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Kolonel Jenderal Alexander Fomin pada Peringatan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar pada Maret 2021.
Rusia melalui Kementerian Luar Negeri menyebut sanksi yang dijatuhkan berbagai pihak terhadap rezim militer Myanmar terkait kudeta akan sia-sia, sangat berbahaya dan mendorong terjadinya perang saudara.
Masih tahun lalu, sukses membeli jet tempur Sukhoi Su-30, Myanmar juga mencapai kesepakatan pembelian Sistem Pertahanan Rudal Pantsir S-1. Juni tahun lalu, Jenderal Senior Min Aung Hlaing mengunjung Rusia untuk mengikuti konferensi keamanan internasional di Moskow.
BACA JUGA:
Myanmar adalah mitra strategis kami yang telah teruji waktu dan sekutu yang dapat diandalkan di Asia Tenggara dan Kawasan Asia Pasifik. Kerja sama di bidang militer dan militer-teknis adalah bagian penting dari seluruh kompleks hubungan Rusia-Myanmar," terang Menteri Pertahanan Sergei Shoigu.
Diketahui, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Rusia sangat mendukung upaya diplomatik ASEAN untuk mengakhiri krisis, saat mengunjungi Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di Jakarta.