Pemimpin Rezim Militer Myanmar Kunjungi Rusia: Tidak Ditemui Putin, Bakal Belanja Senjata?
Pemimpin rezim militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing bersama Wakil Menteri Pertahanan Rusia Colonel General Alexander Vasilyevich Fomin. (Sumber: gnlm.com.mm)

Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin rezim militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing terbang ke Rusia pada Minggu 20 Juni, untuk mengikuti konferensi keamanan internasional yang dihelat di Moskow pada 22 hingga 24 Juni mendatang. 

Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev menyebut, dalam pertemuan awal dengan Min Aung Hlain Senin 21 Juni kemarin, kedua negara sepakat untuk memperkuat keamanan dan hubungan kedua negara.

Laporan MRTV yang berafiliasi dengan rezim militer Myanmar mengatakan, Min Aung Hlaing dan Patrushev membahas kerja sama antara kedua negara mengenai langkah-langkah keamanan, urusan Myanmar saat ini dan sepakat untuk menjaga hubungan baik antara kedua militer mereka.

Mengutip Reuters dari Interfax 22 Juni, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya pada hari Senin mengatakan Presiden Vladimir Putin tidak akan bertemu Min Aung Hlaing.

Meski secara resmi kunjungan bertujuan untuk menghadiri konferensi, media Myanmar The Irrawaddy menyebut kunjungan kemungkinan akan dimanfaatkan militer Myanmar untuk belanja senjata di Rusia, setelah pekan lalu PBB mengeluarkan seruan embargo penjualan senjata ke Myanmar.

Keberadaan pialang senjata kenamaan Negeri Seribu Pagoda yang dilaporkan ikut dalam rombongan Jenderal Senior Min Aung Hlaing, serta rencana menghadiri pameran senjata, disebut The Irrawaddy menguatkan kemungkinan pengadaan senajata. 

Bergabung dengan jenderal senior dalam perjalanan itu adalah Kepala Angkatan Laut Myanmar Laksamana Moe Aung, yang akan menghadiri Pameran Pertahanan Maritim Internasional (IMDS) yang akan diadakan di St. Petersburg dari 23 hingga 27 Juni.

IMDS menampilkan produk dan layanan termasuk pembuatan kapal angkatan laut dan komersial, senjata dan persenjataan.

Bergabung dengan perjalanan itu adalah taipan terkenal Myanmar U Tay Za. Dia dan anggota delegasi lainnya berdiskusi dengan perwakilan Rusia tentang 20 megaproyek, termasuk pengadaan senjata dan perangkat keras militer. 

U Tay Za memasok suku cadang pesawat untuk militer melalui perusahaannya Myanmar Avia Export. Perusahaan ini adalah satu-satunya perwakilan Myanmar untuk Grup Industri Militer Ekspor Rusia, yang dikenal sebagai MAPO, dan perusahaan helikopter Rusia Rostvertol.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.