Bagikan:

JAKARTA - Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) mengumumkan, mereka telah memberi wewenang kepada apoteker berlisensi negara untuk meresepkan pil COVID-19 besutan Pfizer Inc., kepada pasien yang memenuhi syarat untuk membantu meningkatkan akses ke pengobatan.

Obat antivirus, Paxlovid, telah diizinkan untuk digunakan dan tersedia gratis di Amerika Serikat sejak Desember, tetapi kurang dari setengah dari hampir 4 juta yang didistribusikan ke apotek oleh pemerintah sejauh ini telah diberikan.

Penggunaan pil, yang diizinkan untuk mengobati orang yang baru terinfeksi dan berisiko untuk mencegah penyakit parah, telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir karena infeksi meningkat.

"Karena Paxlovid harus diminum dalam waktu lima hari setelah gejala dimulai, mengizinkan apoteker berlisensi negara untuk meresepkan Paxlovid dapat memperluas akses ke pengobatan tepat waktu untuk beberapa pasien," Patrizia Cavazzoni, direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA, mengatakan dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 7 Juli.

Badan tersebut mengatakan, pasien yang dites positif COVID-19 harus membawa catatan kesehatan mereka untuk ditinjau oleh apoteker untuk masalah ginjal dan hati.

Sementara itu, American Medical Association (AMA) mengatakan dalam sebuah pernyataan, keputusan resep harus dibuat oleh dokter sedapat mungkin.

"Ini (Paxlovid) bukan untuk semua orang dan meresepkannya membutuhkan pengetahuan tentang riwayat medis pasien, serta pemantauan klinis untuk efek samping dan perawatan lanjutan untuk menentukan apakah pasien membaik," terang Presiden AMA Jack Resneck.

FDA mengatakan, apoteker harus merujuk pasien ke profesional kesehatan berlisensi untuk meresepkan obat, jika tidak ada informasi yang cukup untuk menilai fungsi ginjal atau hati, atau jika modifikasi diperlukan karena reaksi obat potensial.

Pasien dengan penurunan fungsi ginjal mungkin memerlukan dosis pengobatan yang lebih rendah, kata badan tersebut.

Diketahui, orang-orang di daerah yang kurang beruntung secara sosial dan ekonomi sekitar setengahnya lebih mungkin menerima pil antivirus COVID-19 seperti Paxlovid daripada mereka yang berada di kode pos yang lebih kaya, sebuah studi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menunjukkan (CDC).