Bobby Nasution Masih Merancang, Akhyar Nasution Tegaskan Sudah Berjalan di Medan
Calon Wali Kota Medan Akhyar Nasution (kiri) /DOK. Timses Akhyar-Salman

Bagikan:

JAKARTA - Calon Wali Kota Medan Akhyar Nasution berbicara soal perbedaan kampanye dirinya dengan calon nomor urut 2, Bobby Nasution. Bobby Nasution disebut banyak menawarkan janji yang diklaim Akhyar sebenarnya sudah dilakukan dirinya. 

Akhyar menyinggung pertemuan Bobby Nasution dengan para ulama di Medan. Di situ Bobby Nasution menjanjikan menyiapkan lahan seluas 100 hektare untuk pembangunan Islamic Center. 

Bagi Akhyar Nasution, janji untuk menjalankan program itu sudah ketinggalan. Sebab Akhyar menyebut dirinya yang lebih dulu merancang pembangunan Islamic Center di kawasan Jalan Rame VII Medan Labuhan.

Akhyar mengatakan seharusnya pembangunan Islamic Center itu sudah dimulai awal tahun 2020  dengan lebih dulu membangun akses jalan menuju  lokasi gedung utama.

“Tanah untuk lokasi Islamic Center itu memang  masih rawa, makanya perlu disiapkan sarana jalannya terlebih dahulu.  Sayangnya, karena  berkembangnya  masalah pandemi COVID-19 di seluruh Indonesia, pemerintah terpaksa menangguhkan sebagian program infrastruktur,” kata Akhyar dalam keterangan tertulis, Selasa, 3 November. 

Alhasil, pembangunan Islamic Center di Medan Labuhan juga ikut ditunda. Padahal lahan 26 hektare disebut Akhyar sudah tersedia. 

“Jadi kalau ada program kandidat soal pembangunan Islamic Center, ya, itu sangat tertinggal sekali. Saya sudah menjalankan program itu di Medan, hanya saja tertunda gara-gara COVID-19,” kata Akhyar.

Menurut calon wali kota Medan yang berpasangan dengan Salman Alfarisi ini, rencananya di kawasan Islamic Center akan dibangun berbagai sarana pelatihan, pusat ekonomi rakya dan kegiatan pendidikan Islam. 

“Mudah-mudahan jika nanti saya terpilh,  pembangunan Islamic Center itu akan kita segerakan,” kata Akhyar.

Selain itu disinggung juga kampanye Bobby Nasution, menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun waduk mencegah banjir. Program ini disebut Akhyar sudah dirancang dirinya pada tahun 2019 dengna lokasi di dekat Griya Martubung, Medan Labuhan. 

“Saya akui kawasan dekat Griya Martubung ini memang rawan banjir, makanya sejak tahun lalu  kita sudah rancang pembangunan  waduk di kawasan ini untuk mengatasi banjir,” katanya. 

Nantinya lokasi pembangunan waduk itu menurut Akhyar akan dijadikan sebagai kawasan wisata air. Syaratnya, waduk dan wilayah sekitar harus ditata sehingga memiliki daya tarik bagi pengunjung dan bisa menghasilkan pemasukan baru dari sektor pariwisata.

Sebagai seorang ahli kontruksi, Akhyar memahami hal-hal yang perlu disiapkan untuk pembangunan waduk. Pertama merevitalisasi fungsi folder sehingga keluhan masyarakat soal saluran drainase bisa teratasi.

Selain itu, Akhyar Nasution juga punya program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Misalnya pelatihan ekonomi bagi masyarakat miskin agar mampu mengembangkan usaha sendiri.

Salah satu programnya adalah meningkatkan peran Balai Latihan Kerja yang ada. Pemberian modal usaha juga akan menjadi kegiatan yang disiapkanya.

Pun dengan persoalan sampah. Akhyar menyinggung program pembangunan power plant penanganan sampah. 

Bagi Akhyar Nasution, program yang ditawarkan Bobby itu jauh sebelumnya sudah dibahas oleh Pemko Medan. 

“Bahkan sejak masih kepemimpinan Rahudman, rencana  pembangunan power plant itu sudah dibahas dengan beberapa investor,” ujar Akhyar.  

“Ya, untuk Indonesia, baru Surabaya yang sedang merancangnya. Bahkan Kota Jakarta pun belum siap menjalankan proyek power plant itu. Medan nanti akan menyusul setelah Surabaya. Intinya, rencana itu sudah ada dalam program Pemeritnah Kota Medan sejak tiga tahu lalu. Jadi itu bukan hal baru,” kata Akhyar.

Sedangkan mengenai penanganan banjir rob di kampung nelayan Belawan, Bobby disebut Akhyar berjanji memblok luapan air laut dengan membangun dam.

Tapi Akhyar menegaskan program ini, menurut kajian Kementerian PUPR, sulit dilakukan. Selain membutuhkan dana sangat besar, juga tidak akan efektif.

“Memang secara tradisi, rumah nelayan di daerah kita  memang selalu tinggi. Kalau tingginya setara permukaan tanah, maka akan sia-sia,” kata Akhyar. 

Karena itu, Akhyar Nasution mencanangkan revitaliasi pembangunan rumah nelayan dengan konsep yang lebih tinggi dari permukaan air laut.